Hari ke-10


Jumat Pekan I Prapaskah


 

Tujuan Askesis adalah Kebebasan

Kita tidak dapat menggunakan barang-barang ciptaan untuk kemulian Tuhan kecuali jika kita dapat mengendalikan diri kita.  Kita tidak dapat mengendalikan diri jika kita dikuasai keinginan-keinginan, selera dan nafsu daging.  Kita tidak dapat memberi diri pada Tuhan jika kita tidak menjadi diri sendiri.  Dan kita tidak menjadi diri kita sendiri jika kita berada dalam ego kita sendiri.

Tujuan sebenarnya dari askesis Kristiani bukanlah untuk membebaskan jiwa dari keinginan-keinginan dan kebutuhan jasmani, tetapi untuk membawa seluruh diri ke dalam ketaatan penuh pada kehendak Tuhan sebagai ungkapan akan tuntutan dalam hidup yang konkrit dengan segala kenyataan yang ada.


 

Berbalik dari dosa-dosa kita

Tetapi, apabila orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, maka ia pasti hidup, ia tidak akan mati.  Segala pelanggaran yang dilakukannya tidak akan diingat lagi terhadap dia.  Karena kebenaran yang dilakukannya, ia akan hidup.  Apakah Aku berkenan pada kematian orang fasik?  demikianlah firman Tuhan Allah.  Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?  Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan seperti segala hal menjijikan yang dilakukan orang fasik, apakah ia akan hidup?  Segala kebenaran yang dilakukannya tidak akan diingat lagi, ia harus mati karena ia berlaku tidak setia dan karena dosa yang dilakukannya.

(Yehezkiel 18:21-24)


 

Doa

Aku akan memahami misi suci-Mu bagi dunia hanya dengan mengenal kemiskinanku, memenjarakan keinginan sehari-hari akan sesuatu yang sia-sia, kebiasaan buta untuk siapa aku sesungguhnya dan siapa Engkau sesungguhnya bagiku.  Bantulah aku memahami pekerjaan-Mu dalam diriku.  Engkau datang untuk membebaskan aku ketika aku menjadi diriku.  Engkau mencintai aku seperti adanya aku.  Engkau akan menyembuhkan aku ketika aku menjadi diriku.  Hari ini aku mengenal dosaku dan meninggalkannya.  Aku menguatkan kehendakku untuk mengikuti jalan-Mu dan menjadi murid-Mu yang benar.


 

Jurnal Prapaskah

Apakah dalam hidupmu yang dirasa “tidak dapat diterima”?  Bagaimana yang “tidak dapat diterima” dalam hidupmu berhubungan dengan perintah untuk “menemukan Tuhan dalam segala sesuatu”?