Sabtu Pekan I Prapaskah
Suatu askesis yang teratur
Apa pun yang akan menjadi bentuk dan ukuran dari penyangkalan diri yang diminta oleh Allah kepada kita (dan hal ini tidak dapat sungguh diputuskan tanpa doa dan bimbingan rohani), seluruh askesis Kristiani memiliki ciri keseluruhan dan keseimbangan. Kristus menyatakan tidak ada suatu pemisahan. Orang yang tidak bersama Yesus, melawan-Nya… Allah meminta kita untuk memberikan segalanya kepada-Nya. Namun kita telah mengatakan apa artinya ini; mengunakan seluruh ciptaan hanya bagi Allah saja. Akibatnya askesis kita harus selalu seimbang. Askesis sejati bukanlah seorang yang tidak pernah tenang, tetapi seseorang yang tenang di saat yang tepat dan menurut ukuran yang benar, yang mengatur seluruh hidupnya di bawah bimbingan Roh Kudus, sehingga ia bekerja ketika Allah menghendaki dia bekerja, beristirahat ketika Allah menghendaki dia beristirahat dan berdoa terus-menerus, dan melalui itu semua ia menjaga hati dan pikiran dengan pandangan yang sederhana dan cinta untuk terus bersatu dengan Roh yang tinggal di dalam dirinya.
Cintailah musuhmu
Kamu telah mendengar yang difirmankan: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Namun, Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, sebab Ia menerbitkan matahari-Nya bagi orang yang jahat maupun orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar maupun orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apa lebihnya perbuatanmu? Bukankah bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu, haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga sempurna.”
(Matius 5:43-48)
Doa
Aturlah ketidak-teraturan hatiku. Ijinkan aku melihat musuh dan orang yang asing bagiku sebagai bagian dari diriku sendiri, yang aku tolak untuk kupeluk. Roh Kasih, sempurnakanlah setiap hari gambar kasih-Mu di dalam diriku. Ciptakanlah hati yang utuh di dalam diriku. Buatlah hatiku menjadi damai. Semoga aku dapat membawa damai kemana pun aku pergi dan kepada siapa pun aku berjumpa.
Jurnal Prapaskah
Apakah “askesis” (melepaskan kenyamanan-hidup dan memeluk penyangkalan-diri) mempunyai peranan di dalam hidupmu?