23 Maret 2025

MINGGU PRAPASKAH III


Bertobatlah dan percayalah pada Injil
Pembacaan dari Konstitusi Apostolik tentang ‘Pertobatan’
oleh Bapa Suci Paulus VI

 

Dalam hidupnya Kristus selalu melakukan apa yang diajarkannya; Sebelum memulai tugas-Nya Ia melewati 40 hari dengan doa dan puasa lalu memulai tugas-Nya dengan berita gembira: “Kerajaan surga sudah dekat” dan segera menambahkan dengan anjuran “Bertobatlah dan percayalah pada Injil” (Mrk. 1:15).  Kalimat ini secara khusus merupakan pemenuhan seluruh hidup umat Kristen.  Kerajaan yang diwartakan Kristus dapat dicapai melalui “metanoia” artinya melalui perubahan dan pembaharuan manusia secara mendalam dan total, baik yang menyangkut perasaannya, pertimbangan akal budi dan pengaturan pikirannya yang diarahkan kepada terang kesucian dan cinta kasih Tuhan, kesucian dan cinta kasih yang diwujudkan dan diperkenalkan kepada kita secara penuh dalam Putra.

Undangan Putra pada “metanoia” sangat mendesak karena tak hanya dikhotbahkan, tetapi Ia sendiri memberi teladan.  Kristus adalah teladan unggul dari pertobatan yang ingin menderita bukan karena dosanya sendiri tetapi karena dosa orang lain.  Berhadapan dengan Kristus, manusia diterangi dengan terang baru dengan akibat ia mengenal kesucian Allah dan kejahatan dosanya.  Melalui Sabda Kristus disampaikan warta yang mengundang pada pertobatan dan memberi pengampunan dosa, suatu anugerah yang diberikan oleh-Nya secara penuh melalui pembaptisan.  Sakramen ini menempatkan manusia dalam sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan, sehingga seluruh hidupnya diletakkan di bawah meterai misteri tersebut.

Untuk mengikuti Sang Guru setiap umat kristiani diharapkan untuk menyangkal dirinya sendiri, memikul salibnya dan ikut serta dalam penderitaan Kristus.  Dengan demikian ia diubah dalam gambaran kematian-Nya agar mampu dan layak mendapat kemuliaan kebangkitan.  Untuk mengikuti Sang Guru seorang kristiani harus tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi bagi Kristus yang telah mencintai dan memberikan diri baginya, dan juga harus hidup bagi sesama dengan melengkapi dalam dagingnya apa “yang masih kurang dalam penderitaan Kristus untuk membantu Tubuh-Nya yang adalah Gereja (Kol 1:24).

Lagipula karena Gereja terikat secara mendalam dengan Kristus, pertobatan setiap umat kristiani ada hubungan khusus dengan seluruh Gereja di dunia.  Bukan hanya dalam rahim Gereja, dimana ia menerima anugerah pertobatan, namun anugerah itu mendatangkan pembaharuan dan memperkuat anggota anggota Tubuh Kristus yang jatuh dalam dosa, melalui Sakramen pengakuan.  Mereka yang menerima Sakramen pengakuan menerima dari Tuhan belas kasihan atas semua dosanya terhadap Allah dan juga berdamai kembali dengan Gereja yang telah dilukai oleh dosanya dan yang bekerjasama dengan pertobatan dan cinta kasih mereka, dengan teladan dan doanya.

Akhirnya hanya di dalam Gereja, tindakan kecil pertobatan yang ditunjukkan si pendosa dalam Sakramen, dapat mengambil bagian dalam kurban Kristus yang abadi.  Menurut petunjuk Gereja, si pendosa yang bertobat dapat menyatukan penitensi yang diberikan dalam Sakramen dengan segala tindakan dan penderitaannya yang lain.  Dengan demikian tugas untuk membawa dalam tubuh dan jiwanya kematian Tuhan meliputi seluruh hidup orang-orang yang telah dibaptis pada setiap saat dan dalam setiap ungkapan hidupnya.