Hari ke-20


Senin Pekan III Prapaskah


Menjadi pribadi yang menjawab panggilan Kristus

Apa yang seharusnya diberikan seseorang dalam pertukaran jiwanya?  Pertanyaan itu ada di lubuk hati pribadi seorang Kristiani.  Jiwa kita tak tergantikan, tidak dapat ditukar oleh apa pun di surga atau di bumi, sampai kita mendengar Kristus bersabda, sampai kita menerima panggilan-Nya di tengah persekutuan Umat Kristiani (secara langsung atau tidak setiap panggilan datang melalui Gereja) dan sampai kita memberikan kepada-Nya rahasia dan jawaban unik yang tak seorang lain pun dapat menggantikan kita untuk menyatakannya.  Kita tidak dapat menyadari apa artinya menjadi ‘seorang pribadi’ dalam arti yang mendalam sampai kita dapat menemukan diri di dalam Dia.


 

Roh Tuhan di atas-Ku

Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca.  Kepada-Nya diberikan gulungan kitab nabi Yesaya. Ia membukanya dan menemukan nas, di mana tertulis:  “Roh Tuhan ada pada-Ku, karena Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”  Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada petugas, lalu duduk.  Mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.  Ia mulai berkata kepada mereka: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”  Semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan perkataan penuh rahmat yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: “Bukankah Ia ini anak Yusuf?  

(Lukas 4:16-22)


 

Doa

Inti panggilanku menjadi seorang pribadi adalah mendengarkan sabda-Mu yang diwartakan dalam persekutuan  umat beriman dan menanggapinya.  Menemukan jalanku sendiri untuk mengikuti Injil-Mu adalah menemukan identitasku yang terdalam sebagai seorang pribadi.  Datanglah Roh Kudus, terangilah akal budiku untuk mendengarkan dan menguatkan syarafku untuk melakukan apa yang dikatakan Yesus kepadaku. Beranikanlah aku untuk menjadi aku seperti adanya.


Jurnal Prapaskah

Apa arti panggilan ‘Kristiani’mu? Bagaimana kamu menemukannya?