MINGGU PRAPASKAH V
Perhatikanlah misteri-misteri Allah dan belas kasihan Kristus
Pembacaan dari surat-surat St. Ambrosius, Uskup
“Ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi membawa kepada Tuhan Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.”: jika Yesus membenarkannya, sepertinya Dia meremehkan Hukum; tetapi kalau Yesus sampai menghukumnya, sepertinya Yesus mengkhianati perutusan-Nya, karena Dia datang justru untuk mengampuni dosa semua orang. Maka mereka “menempatkan perempuan itu di tengah-tengah dan mengatakan: ‘Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam Hukum Taurat memerintahkan kita untuk merajam perempuan-perempuan yang demikian. Apakan pendapat-Mu tentang hal ini?'” Sementara mereka mengatakan hal itu, “Yesus membungkuk, lalu menulis dengan jarinya di tanah.” Tetapi karena mereka sedang menunggu jawaban-Nya, Dia bangkit dan berkata: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini.”
Apakah ada pertanyaan yang lebih ilahi daripada kalimat ini? Yaitu bahwa hanya orang yang tidak berdosa dapat mengukum seseorang yang berdosa? Apakah mungkin dapat dibiarkan bahwa seseorang yang membela dosa-dosanya sendiri dapat menghukum dosa-dosa orang lain? Bukankahh bahwa barangsiapa menghukum orang lain yang berdosa, tetapi dia sendiri tetap berdosa, dia menghukum dirinya sendiri? Itulah yang dikatakan oleh Kristus sementara Dia menulis di tanah. Lalu apakah kiranya yang ditulisnya itu? Mungkin demikian: “Engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui.” (Mat. 7:3)
Yesus menulis di tanah dengan jari-Nya. Jari-Nya itu yang telah menulis Hukum Taurat. Nama orang-orang berdosa akan tertulis dalam debu, tetapi nama-nama orang benar akan tertulis di surga. Sama seperti dikatakan Yesus kepada murid-murid-Nya: “Bersukacitalah karena namamu tertulis di surga.” “Setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua” dan mereka merenung-renungkan. “Tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu.” Akhirnya, setelah mereka semua pergi, tinggallah Yesus dan perempuan itu di tengah-tengah.Yesus tetap seorang diri untuk mengampuni dosa, sama seperti dikatakan: “Lihat, saatnya akan datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu tercerai-berai masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri.”
Bukan seorang pengantara, bukan pula seorang malaikat: melainkan Tuhan sendirilah yang datang untuk menyelamatkan umat-Nya. Yesus tinggal sendirian karena tidak seorang manusia pun dapat mengambil bagian dengan Yesus dalam kekuasaan-Nya untuk mengampuni dosa. Kristuslah satu-satunya yang mempunya kekuasaan itu, karena Dia telah menanggung dosa dunia. Perempuan itu pantas diampuni karena dia tetap tinggal bersama Yesus: sebaliknya orang-orang Yahudi itu menjauhkan diri dari Yesus.
Yesus mengangkat kepala dan berkata kepada perempuan itu: “Di manakah mereka? Tidak ada seorang pun yang menghukum engkau?” Jawabnya: “Tidak ada Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah dan janganlah berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Kagumilah misteri-misteri ilahi dan belas kasihan Kristus! Pada saat perempuan itu dituduh, Yesus menundukkan kepalanya, tetapi mengangkat kepala-Nya waktu “si-penunduk” telah pergi. Dia tidak mau menghukum seorang pun melainkan mengampuni semua orang. Apa artinya: “Pergilah dan janganlah berbuat dosa lagi? Artinya: karena Kristus telah menebus engkau, semoga rahmat mengubah apa sebenarnya tak mampu dilakukan oleh hukuman; karena hukuman hanyalah “menundukkan”, tetapi tidak memperbaiki.