Hari ke-33


Minggu V Prapaskah


 

Cium perdamaian

Adorasi tertinggi yang kita persembahkan kepada Allah, dalam “Roh dan kebenaran” adalah dalam ambil bagian dalam nafas Roh Ilahi satu dengan yang lain dalam pengampunan dan dalam kasih.  Itulah mengapa kita diperintahkan untuk saling mengampuni sebelum kita pergi mempersembahkan kurban.  Itulah mengapa kita saling memberi cium damai sebelum komuni.  Dalam cara tertentu cium damai merupakan bagian komunio Ekaristi kita: itu lambang ambil bagian secara spiritual dalam Roh Kudus.  Dengan cium kudus kita saling memberi Roh Kudus, seolah-olah seperti nyala dari satu lilin yang dibagikan kepada lilin-lilin lain supaya menyala.


 

Kecuali kalau benih gandum mati

“Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika biji gandum tidak jatuh ke tanah dan mati, ia tetap satu biji saja.  Namun, jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.  Siapa yang mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi siapa yang membenci nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.  Siapa yang melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada.  Siapa yang melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Sekarang jiwa-Ku tergoncang dan apakah yang akan Kukatakan?  Bapa, selamatkanlah Aku dari saat  ini?  Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.  Bapa muliakanlah nama-Mu!” lalu datanglah suara dari surga, “Aku telah memuliakannya, dan Aku akan memuliakannya lagi!”  Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarnya berkata bahwa itu bunyi guntur.  Ada pula yang berkata, “Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia!” jawab Yesus, “Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu.  Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar.  Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku.”

(Yohanes 12:24-32)


 

Doa

Bantulah agar aku mati pada diriku sendiri dan hidup bagi orang yang berkumpul dalam nama-Mu.  Bantulah agar aku merendahkan diri di hadapan kasih-Mu yang luas, tinggi dan dalam bagi seluruh makhluk.  Bantulah agar aku melihat wajah-Mu dalam setiap wajah yang kulihat.  Bersama orang lain, aku berjalan menuju kepada-Mu.


 

Jurnal Prapaskah

Pikirkanlah bagaimana menjadi hamba Allah merupakan tindakan mati pada diri sendiri yang menghasilkan banyak buah.