Selasa Pekan V Prapaskah
Tak seorang manusia pun merupakan sebuah pulau
Dalam membangun komunitas pengampunan yakni Bait Allah, kita tahu bahwa tak seorang pun dari kita yang lengkap, cukup dari dirinya sendiri, sempurna di dalam dirinya sendiri. Tak seorang pun dapat beristirahat dalam keutamaan-keutamaan pribadinya sendiri dan dalam hidup batinnya sendiri. Tak seorang pun hidup bagi dirinya sendiri. Hidup untuk diri sendiri adalah mati. Kita bertumbuh dan dihidupkan dalam hidup kita sejauh kita hidup bagi yang lain dan melalui yang lain. Apa yang kurang dalam diri kita sendiri, telah diberikan Allah kepada mereka. Mereka perlu melengkapi apa yang kurang dalam diri kita. Oleh karena itu kita harus tetap terbuka satu bagi yang lain sehingga kita dapat selalu berbagi dengan yang lain.
Maka anugerah terbesar adalah keterbukaan ini, kasih ini, kesiapsediaan untuk menerima pengampunan dan mengampuni dan untuk berbagi dengan yang lain, dalam Roh Kristus. Jika kita terbuka, kita tidak hanya memberi pengampunan tetapi tidak akan menghina pencarian akan pengampunan dan mengakui kebutuhan kita akan pengampunan itu.
Saling mengasihi
dalam perbuatan dan dalam kebenaran
Inilah berita yang telah kamu dengar sejak semula, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi, bukan seperti Kain yang berasal dari si jahat dan membunuh saudaranya. Mengapa ia membunuhnya? Sebab, segala perbuatannya jahat dan perbuatan saudaranya benar. Janganlah heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu. Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Siapa yang tidak mengasihi, ia tinggal di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudaranya adalah pembunuh manusia, dan kamu tahu bahwa tidak ada pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. Dengan inilah kita mengenal kasih, yaitu bahwa Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Jadi, kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Siapa yang mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimana kasih Allah dapat tinggal di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
(1Yohanes 3:11–18)
Doa
Buatlah aku membawa kebutuhanku akan pengampunan pada meja Ekaristi Kristus. Buatlah aku mengenali kebutuhan kami akan pengampunan bersama sesama umat Kristianiku. Maka berkat rahmat-Mu, Roh penebusan kami, kami pun dapat saling mengampuni.
Jurnal Prapaskah
Dengan siapa dalam hidupmu kamu merasakan bahwa kamu berada dalam komunio?