Kamis Pekan V Prapaskah
Kenyataan belas kasih Allah
Perumpamaan orang Samaria yang baik merupakan pewahyuan Allah dalam kata yang sangat penting dalam seluruh Kitab Suci dari permulaan hingga akhir. Itulah pewahyuan yang dikatakan Nabi Hosea, yang berbicara tentang Allah yang tidak kelihatan, “Aku berkenan pada belas kasihan bukan pada kurban.” Apakah belas kasihan ini, yang kita temukan di mana pun di dalam Kitab Suci dan terutama dalam Mazmur? Bunyi kata misericordia terjemahan Kitab Suci Vulgata seolah-olah sama dengan bunyi kata lonceng dalam Gereja, yaitu “burden” mirip dengan “bourdon” kata ini adalah untuk lonceng kuningan dalam Gereja. Tapi dalam kata Ibrani kata belas kasihan ini disebut dengan kata “chesed” – mercy – misericordia – yang mengungkapkan lebih dari sekedar belas kasihan itu.
Chesed (mercy) adalah juga kesetiaan dan kekuatan. Chesed ini adalah kesetiaan, belas kasihan Allah yang bertahan. Ini sangat penting dan belas kasihan ini tidak pernah gagal karena itu merupakan kekuatan yang mengikat seseorang dengan Yang Lain, dalam sebuah perjanjian dua kehendak. Ini kekuatan yang mengikat kita dengan Allah karena Dia telah menjanjikan pada kita belas kasihan-Nya dan kehendak-Nya ini tidak pernah gagal dalam janji-Nya. Sebab Dia tidak dapat gagal. Itulah belas kasih yang merupakan sifat-sifat-Nya, lebih dekat dengan misteri yang kita datangi saat ini, lebih dari semua konsep yang menggelapkan dan menghalangi kita untuk mengertinya.
Allah telah mengasihi kita dari sejak awal mula
Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan. Sebab, ketakutan mengandung hukuman dan siapa yang takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seseorang berkata, “Aku mengasihi Allah,” tetapi ia membenci saudaranya, ia adalah pendusta, karena siapa yang tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya. Inilah perintah yang kita terima dari Dia: siapa yang mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
(1Yohanes 4:17–21)
Doa
Engkau telah mengasihi aku sebelum aku tahu bahwa aku pantas dicintai. Kasih-Mu yang besar telah Kautunjukkan padaku melalui paduan suara orang-orang dalam hidupku yang telah berbelaskasihan padaku dan memenuhi aku dengan syukur. Engkau mencintai aku melalui mereka. Bagi mereka dan bagi-Mulah kupanjatkan syukur dan terima kasihku dan memuji Engkau dengan madah pujian.
Jurnal Prapaskah
Siapa yang telah setia padamu dalam hidupmu? Siapa yang telah memperlakukanmu dengan kasih yang kekal abadi?