Rabu dalam Pekan Suci
Saat untuk kembali kepada Allah
Semua orang beriman hendaknya mendengarkan Sabda yang diwartakan dalam liturgi atau dalam pelayanan Kitab Suci dan menanggapi seturut kemampuan mereka. Dalam cara ini bagi seluruh Gereja, Prapaskah tidak hanya merupakan masa mempraktekkan sedikit penitensi yang formalitas, setengah dimengerti dan melakukannya tanpa ketertarikan, tetapi merupakan saat metanoia, membalikkan seluruh pikiran dan hati kepada Allah dalam mempersiapkan diri untuk merayakan Misteri Paskah di mana bagi beberapa orang akan menjadi saat pertama kalinya menerima terang Kristus, dan bagi yang lain akan menjadi saat pemulihan dengan persekutuan umat beriman dan semua akan membarui pembaptisan mereka dan mempersembahkan hidup mereka kepada Allah dalam Kristus.
Bukalah telinga hatimu
Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat kepada orang yang letih lesu. Pagi demi pagi Ia mempertajam – mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling pula ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang yang memukul aku dan pipiku kepada orang-orang yang mencabuti janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dihina dan diludahi. Akan tetapi, Tuhan menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat aib. Sebab itu, aku menenguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.
(Yesaya 50:4-7)
Doa
Aku akan mendengarkan dengan penuh perhatian saat Gereja mewartakan Sabda penyelamatan-Mu, yang menderita sengsara dan mati demi keselamatan seluruh dunia, seluruh umat manusia, dan sepanjang masa. Hanya Engkaulah kudus, hanya Engkaulah Tuhan, hanya Engkaulah Yesus Kristus, Yang Mahatinggi.
Jurnal Prapaskah
Kata atau kutipan mana yang bisa diambil sebagai mantra bagimu, misalnya “Yesus Putra Allah, kasihanilah kami” saat kamu menjalani hari-hari akhir ini menuju Paskah?