Hari ini Gereja merayakan St. Perawan Maria mengunjungi Elisabeth, dalam Injil ditulis: beberapa waktu kemudian, artinya sesudah Maria menerima kabar sukacita dari Malaikat Gabriel, Maria tidak menikmati sendirian sukacita itu. Ia bergegas mengunjungi Elisabeth untuk berbagi suka cita dan memutuskan melayaninya dengan membantu proses kelahirannya. Maria langsung dikenali oleh Elisabeth sebagai ibu Tuhan dan bayi yang dikandungnya melonjak kegirangan. Ke dua wanita terberkati beda generasi inipun saling memberkati dan memuliakan Tuhan. Ada persahabatan antara yang tua dan muda. Relasi persahabatan rohani yang berakar pada Tuhan sehingga menjadi satu jiwa dalam Tuhan (Aelred Rievaulx). Di situ terjadi suatu pertemuan orang-orang beriman yang hidup dalam misteri Kristus, mereka saling membuka hati, berbagi cerita tentang karya agung yang dikerjakan Tuhan dalam diri mereka masing-masing. Kehadiran orang lain menyadarkan kita akan kehadiran Kristus dalam diri orang lain dan diri kita sehingga membawa keluar dari diri sendiri untuk masuk ke dalam misteri kasih bersama dan menjadi suatu komunio kasih.

Bagaimana kita berelasi dengan orang lain selama ini? Apakah relasi persahabatan kita berakar dalam Tuhan, mengutamakan kebaikan orang yang kita kasihi? Atau kita sedang dalam relasi persahabatan yang saling memanfaatkan demi pemenuhan kebutuhan afeksi kita? Kita mempunyai banyak kelemahan manusiawi, derita, masalah dan beban, tetapi Allah merendahkan diri-Nya dan menggunakan kita, Anda dan saya menjadi kasih-Nya dan belarasa-Nya di dunia tanpa memperhitungkan dosa, derita dan kekurangan kita (Gaudete et Exultate). Kita perlu terbuka hati pada sesama sehingga mengalami pemenuhan diri kita sebagai manusia dan menjadi pembawa/saksi Kristus di mana orang lain dapat bertemu dengan Kristus dalam diri kita (Dilexit Nos).

Marilah kita belajar menjadi pembawa Kristus seperti Maria dengan terbuka bagi setiap orang yang kita jumpai agar mereka menerima kehadiran Kristus dalam diri kita yang biasa, berdosa dan penuh kekurangan ini.