Kasih dan Kesatuan

Injil hari ini memperlihatkan bahwa karena cinta-Nya, Yesus berdoa bagi orang-orang yang percaya dan menerima pewartaan keselamatan agar mereka bersatu dalam kasih. Orang-orang yang percaya ini menjadi umat beriman yang berkumpul dan menghasilkan persaudaraan dan kesatuan dalam Gereja. Melalui kesatuan ini umat beriman menampakkan kasih Bapa kepada dunia. Kesatuan dalam kasih menjadi semakin sempurna ketika umat beriman ikut serta dan berani mengambil bagian serta menyatukan diri dalam penderitaan Yesus melalui kenyataan hidup sehari-hari yang mereka alami.

Kasih yang sempurna meniadakan ketakutan dan jika ketakutan diubah menjadi kasih maka yang diperdamaikan terbukti menjadi kesatuan. Hal ini terjadi karena kasih yang sempurna terletak dalam kasih kepada musuh-musuh sebagaimana diteladankan oleh Yesus sendiri.  Ia tidak hanya berdoa bagi para murid yang dicintai-Nya, tapi juga bagi orang yang belum percaya namun mau percaya dan menerima pewartaan keselamatan-Nya. Juga saat di atas kayu salib Ia berdoa untuk mereka yang menyalibkan Dia. Bahkan meminta pengampunan pada Bapa bagi mereka. Adakah kasih yang lebih lembut selain daripada doa ini? Jika seseorang berharap mengecap kasih persaudaraan dengan lebih sempurna dan nikmat maka ia harus memperluas pelukan kasihnya dengan mengasihi musuh-musuhnya. (St. Aelredus Rievaulx)

 

Marilah kita berani ambil bagian dan menyatukan diri dalam penderitaan Yesus dan belajar mengasihi musuh atau orang yang tidak kita sukai, singkirkan dalam kenyataan hidup sehari-hari agar makin sempurnalah kesatuan kasih kita dengan Yesus dan menampakkan kasih Bapa kepada dunia.