Karya
Roh Kudus

 

Lima puluh hari setelah kebangkitan Tuhan, kita merayakan Hari Raya Pentakosta, turunnya Roh Kudus, merupakan hari lahirnya Gereja. Kisah Pentakosta dalam Kisah Para Rasul 2:1-11 menyajikan “jalan baru” dari pekerjaan yang dimulai Allah dengan Kebangkitan Kristus, sebuah pekerjaan yang melibatkan umat manusia, sejarah dan kosmos.  Putra Allah, yang telah mati dan bangkit serta kembali kepada Bapa, kini menghembuskan suatu energi yang tak terkira, nafas ilahi yaitu Roh Kudus ke atas manusia.

Apa yang dihasilkan oleh komunikasi diri Allah yang baru dan penuh kuasa ini? Roh Penghibur menciptakan kesatuan dan pengertian disaat ada perpecahan dan keterasingan.  Roh memicu proses penyatuan kembali bagian-bagian keluarga manusia yang terpecah dan tersebar.  Orang-orang, yang sering kali direduksi menjadi individu-individu yang bersaing atau berkonflik satu sama lain, ketika disentuh oleh Roh Kristus membuka diri mereka terhadap pengalaman persekutuan, yang dapat melibatkan mereka sedemikian rupa sehingga menjadikan mereka sebuah tubuh baru, subjek baru: Gereja. Inilah hasil pekerjaan Allah: kesatuan; maka kesatuan adalah tanda pengakuan, “kartu nama” Gereja sepanjang sejarah universalnya.  Pada hari Pentakosta, para Rasul berbicara dalam bahasa yang berbeda sedemikian rupa sehingga setiap orang memahami pesan dalam bahasanya sendiri.  Kesatuan Roh Kudus dinyatakan dalam kemajemukan pemahaman.  Gereja itu satu dan jamak menurut kodratnya, dan ditakdirkan untuk hidup di antara semua bangsa, semua orang, dan dalam konteks sosial yang paling beragam.  Gereja menanggapi panggilannya untuk menjadi tanda dan sarana persatuan umat.

Maka marilah kita mengangkat seruan kita: ”Datanglah, Roh Kudus! Nyalakanlah api kasih-Mu dalam diri kami!”.  Kita tahu bahwa ini adalah doa yang berani, melalui doa ini, kita mohon agar disentuh oleh api Tuhan; dan kita tahu bahwa api ini memiliki kuasa untuk menyelamatkan kita, menyatukan kita, menghidupkan kita.  Kita membutuhkan api Roh Kudus, api kasih-Nya, untuk menyatukan bagian-bagian hidup kita yang terpecah-pecah, atau menyatukan keluarga umat manusia yang tercerai berai karena konflik dan peperangan. Hanya Kasih Kristus yang menyatukan dan menyelamatkan kita, membarui dan menciptakan kita kembali menjadi manusia baru.