Membangun kesatuan sejati

 

Di tengah derasnya arus informasi dan dunia maya serta digital, yang menjadikan  kita mungkin terserap di dalamnya, kita tidak memiliki waktu untuk tinggal dalam kebersamaan dengan  keluarga karena lebih sibuk dengan HP, bahkan mungkin tak punya waktu “berdiam dalam diri sendiri” untuk mengenal diri di hadapan Allah dan mengagumi karya agung ciptaan-Nya sebagaimana Pemazmur menulis “Ya Tuhan, Allah kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu luhur mengatasi langit.  Jika aku melihat langit-Mu, karya tangan-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kauciptakan: siapakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Siapakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya.  Ya Tuhan, Allah  kami, betapa mulianya nama-Mu diseluruh bumi”(Mazmur 8)

Maka, hari ini saat Gereja merayakan kedalaman misteri iman Tritunggal Maha Kudus, kesatuan sempurna dan tak terbagi di antara Bapa, Putra dan Roh Kudus, menjadi suatu undangan bagi kita untuk masuk ke dalam hati.  Pertama-tama untuk mengenal Bapa sebagai Pencipta dan kita adalah milik-Nya, kemudian untuk  mengenal Yesus- Sang Putra Tunggal -Penyelamat kita, Yesus yang mewahyukan kepada kita wajah Allah Bapa dan  membuat Allah Bapa dikenal, dan akhirnya untuk  mengenal Roh Kudus, Roh Kebenaran, Roh yang menyucikan yang berdiam dalam diri kita, yang menggerakkan dan membimbing kita di jalan yang benar.

Pertanyaannya, sejauh mana aku mengalami sebagai milik Bapa yang dikasihi, mengenal Yesus yang selalu berbuat baik meskipun ditolak, yang telah menyelamatkan aku dengan pengorbanan-Nya disalib, dan mengikuti bimbingan Roh Kudus dalam keseharian hidupku bersama keluarga, sesama dan   masyarakat? Jika kita merasa belum mengalaminya, marilah mulai hari ini, kita membuka diri kepada kebenaran ini, supaya buah-buah Roh yaitu kasih, damai dan kesatuan berbuah dalam diri sendiri, dalam keluarga, komunitas & masyarakat.

 

Semoga persatuan Bapa, Putra dan Roh Kudus yang begitu sempurna, menyatukan kita semua dalam kasih dan kebenaran, supaya terciptalah harmoni diantara umat manusia dan seluruh ciptaan alam semesta sehingga semua yang rusak akibat dosa keserakahan dan ketamakan manusia dapat dipulihkan dan terciptalah damai di dalam hati, damai di antara manusia dan damai di antara bangsa-bangsa.