Seringkali untuk mengungkapkan kasih Yesus, digunakan lambang hati. Apakah masih ada artinya berbicara tentang hati pada zaman kini? Justru dalam situasi zaman sekarang yang diwarnai oleh kedangkalan, gaya hidup konsumerisme dan tidak mempedulikan kedalaman makna hidup, kita perlu membangkitkan kembali kesadaran akan pentingnya hati. Hati adalah tempat setiap orang apapun derajat dan situasinya membentuk dirinya; tempat manusia berjumpa dengan sumber utama kekuatan, keyakinan, gairah, dan keputusannya. Akan tetapi kasih dan hati manusia seringkali tidak selalu sejalan karena kebencian, ketidakpedulian, dan keegoisan yang dapat menguasai hati kita. Walaupun demikian, kita tidak dapat mencapai kepuasan sebagai manusia kecuali kita membuka hati kepada orang lain, hanya melalui kasih kita menjadi diri kita sepenuhnya. Bagian terdalam dari diri kita yang diciptakan untuk kasih, hanya akan memenuhi rencana Tuhan jika kita belajar untuk mengasihi.
Yesus Putra Allah yang kekal, memilih untuk mengasihi kita masing-masing dengan hati manusiawi. Perasaan manusiawi-Nya menjadi sakramen cinta kasih yang kekal abadi, inilah kasih ilahi-Nya. Paus Benediktus XVI mengungkapkan, “dari cakrawala kasih-Nya yang tak terbatas, Tuhan ingin masuk ke dalam batas-batas sejarah manusia dan kondisi manusia. Dia mengambil tubuh dan hati. Dengan demikian, kita dapat merenungkan dan menjumpai yang tak terbatas dalam yang terbatas, misteri yang tak terlihat dan tak terlukiskan oleh mata, ditampakkan dalam Hati manusia Yesus orang Nazaret.”
Paus Benediktus XVI meminta kita untuk mengenali Hati Kristus dan kehadiran-Nya dalam kehidupan sehari-hari: “Setiap orang memerlukan “pusat” bagi kehidupannya sendiri, sumber kebenaran dan kebaikan dalam peristiwa yang terjadi, dalam situasi dan perjuangan hidup sehari-hari. Kita perlu berhenti sejenak dalam keheningan, perlu merasakan tidak hanya detak hati kita sendiri, namun lebih dalam lagi, detak kehadiran yang dapat dipercaya dan dirasakan dengan mata iman, namun jauh lebih nyata: kehadiran Kristus, sang hati dunia. Saat kita merenungkan hati kudus Yesus, sikap yang paling tepat adalah menaruh kepercayaan sepenuh hati bukan pada diri kita sendiri, melainkan pada belas kasih tak terhingga dari Allah yang telah mengasihi kita tanpa syarat dan telah memberi kita segalanya pada salib Kristus (St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus). Itulah sebabnya, doa yang sangat terkenal yang diarahkan bagai anak panah ke Hati Yesus Kristus berbunyi: “Yesus aku percaya pada-Mu.” Tidak perlu kata-kata lain.
Marilah seirama detak hati kita, kita terus berdoa “Yesus aku percaya pada-Mu” mengalami kehadiran-Nya dalam hidup kita setiap hari. Amin.