Hari Raya S.Petrus dan S.Paulus

Hari raya ini adalah hari raya belas kasih Tuhan. Mengapa? Dalam salah satu kesempatan pertemuan, Paus Fransiskus pernah ditanyai oleh seorang anak, apakah ia pernah bercita-cita menjadi paus? Dan beliau menjawab, tak pernah ada seorang pun yang pernah bercita-cita demikian.

 

Bila hari ini kita merayakan pesta Santo Petrus dan Santo Paulus, kita dapat memahami bahwa menjadi paus atau rasul adalah suatu pilihan yang melulu berasal dari Allah, seperti yang dikatakan dalam surat kepada Orang Ibrani “dan tak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, melainkan dipanggil oleh Allah untuk itu, seperti yang telah terjadi dengan Harun. Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya, ‘Engkaulah Anak-Ku! Pada hari ini Engkau Kunyatakan sebagai Anak’, sebagaimana Allah berfirman dalam nas yang lain, “Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek” (Ibr 5:4-6).

 

Santo Petrus dan Santo Paulus adalah dua tokoh besar dalam Gereja yang dipilih Allah untuk mewartakan Injil dan membangun Gereja, bukan karena kehebatan yang mereka miliki tetapi semata-mata karena pandangan belas kasih Allah yang tanpa batas. Petrus saat pertama dipandang Yesus, sampai kedalaman batinnya, menyadari bahwa sesuatu telah mengubah hidupnya secara radikal. Ia menyadari kedosaannya tetapi sekaligus mengalami cinta kasih yang begitu besar, yang menerima dia apa adanya. Demikian juga Santo Paulus saat ia dijatuhkan dari kuda yang membawanya untuk menangkap  pengikut Jalan Tuhan, ia telah dipandang oleh Tuhan, yang dianiayanya, dengan pandangan belas kasih Tuhan yang meluluh lantakkan kekerasan hatinya. Pandangan belas kasih Tuhan membuat mereka berdua melihat segala sesuatu dengan cara baru yaitu dengan melalui pandangan Tuhan sendiri, pandangan kasih yang penuh belas kasihan. Selanjutnya, dengan jatuh bangun mereka menghidupi hal yang sama, menjadikan belas kasih Tuhan sebagai dasar dari cara pikir dan tindakan mereka dan membagikan belas kasih Tuhan yang telah mereka terima kepada semua orang yang dijumpainya sehingga Gereja menjadi Gereja seperti apa adanya sekarang.

 

Marilah kita mensyukuri anugerah kedua rasul agung ini yang memungkinkan kita dilahirkan kembali dalam belas kasih Tuhan dan memberi kesempatan kepada semakin banyak orang untuk juga mengalami belas kasih Tuhan yang adalah keselamatan kita semua.