PEKAN BIASA XVII – SENIN
Kerahiman, ilahi dan manusiawi
Pembacaan dari Khotbah Santo Caesarius dari Arles
“Berbahagialah orang yang murah hati, sebab mereka akan beroleh kemurahan.” Saudara-saudaraku, ‘Murah hati’, itu manis kedengarannya, Betapa lebih manis bila dipraktekkan! Semua orang ingin mendapatkannya! Namun sayang, kelakuan mereka tidak sepadan dengan yang diminta. Semua orang ingin memperoleh kemurahan hati, tetapi sedikit yang rela untuk bermurah hati kepada orang lain.
Sungguh suatu kelancangan! Bagaimana orang bisa menginginkan bagi dirinya sendiri hal yang ia sendiri tolak untuk memberikannya kepada orang lain! Jika kamu ingin menerima kemurahan di surga, haruslah kamu menunjukkan kemurahan hati di dunia ini. Maka, saudara-saudara terkasih, karena kita semua menginginkan kemurahan hati, marilah kita mengangkatnya sebagai pelindung di masa sekarang ini, agar ia membebaskan kita di masa mendatang. Benar, ada kemurahan hati di surga, namun kita dapat memperolehnya melalui perbuatan-perbuatan kemurahan hati, yang kita lakukan di dunia. Inilah yang dikatakan oleh Kitab Suci, “Ya Tuhan, kemurahan hati-Mu ada di surga.”
Jadi kemurahan hati itu ada dua macam: kemurahan hati duniawi dan kemurahan hati surgawi, kemurahan hati manusiawi, dan kemurahan hati ilahi. Kemurahan hati manusiawi itu bagaimana? Kemurahan hati manusiawi berarti kepedulian terhadap penderitaan kaum miskin. Sedangkan kemurahan hati ilahi itu ialah mengampuni orang berdosa. Apa yang dilakukan oleh manusia, terdorong oleh kemurahan hati di dunia ini, akan dibalas oleh kemurahan hati Allah, bila kita sudah mencapai tanah air surgawi. Di dunia ini Allah menderita kedinginan dan kelaparan dalam diri semua orang miskin, seperti dikatakan-Nya sendiri, “Apa yang kamu lakukan kepada yang paling hina dari saudara-saudara-Ku ini, itu kamu lakukan kepada-Ku.” Jadi Tuhan berkenan bermurah hati dari surga, tapi Ia ingin menerimanya di bumi.
Kita ini orang macam apa? Kalau Tuhan memberi, kita senang menerima, tetapi kalau Ia minta, kita menolak untuk memberi. Ingat, ketika orang miskin kelaparan, Kristus juga lapar, sebab Dia sendirilah yang mengatakan, “Aku lapar dan kamu tidak memberi aku makan.” Janganlah kamu mengabaikan penderitaan kaum miskin, jikalau kamu ingin agar dosamu diampuni. Saudara-saudaraku terkasih, Kristus sekarang ini lapar! Dia lapar dan haus dalam diri semua orang miskin; dan apa yang diterima-Nya sekarang ini di dunia, akan dikembalikan-Nya di surga kelak.
Saudara-saudaraku, Aku mengajukan pertanyaan ini kepadamu: kalau kamu datang ke gereja, apakah yang kamu harapkan, apakah yang kamu cari? Bukankah kemurahan hati? Mungkinkah hal lain? Kalau demikian, tunjukkanlah kemurahan hatimu di dunia ini, maka kamu akan menerima kemurahan hati di surga. Orang miskin minta sesuatu darimu, sama seperti kamu minta sesuatu dari Allah: Orang miskin minta sesuap nasi, tetapi kamu minta kehidupan kekal. Maka berilah kepada pengemis apa yang dia minta, agar kamu layak menerima dari Kristus.
Dengarkanlah sabda-Nya, “Berilah dan kamu akan diberi.” Mengherankan bahwa kamu begitu tega untuk minta apa yang kamu tidak mau beri. Alangkah degilnya hatimu! Jadi, kalau kamu datang ke gereja, berilah derma kepada orang miskin, sesuai dengan kemampuanmu.