PEKAN BIASA XXV – JUMAT
Semua gembala yang baik bersatu dengan Sang Gembala
Pembacaan dari Khotbah St. Agustinus tentang Para Gembala Umat
Kristus menggembalakan kamu sebagaimana seharusnya, dengan keadilan. Ia membedakan domba-domba-Nya dari yang bukan milik-Nya. Kata-Nya: “Domba-domba-Ku, mendengarkan suara-Ku dan mengikuti Aku.” Di sini aku menemukan semua gembala yang baik bersatu dengan Sang Gembala. Gembala yang baik tidak kurang, tetapi mereka berada di dalam yang Satu. Kalau ada banyak, itu mengandaikan terbagi-bagi, tetapi di sini dikatakan ada hanya satu, karena itulah yang dianjurkan. Mereka semua menemukan diri mereka dipersonifikasikan sebagai satu. Untuk alasan inilah tidak disebutkan adanya gembala-gembala, melainkan: Satu Gembala. Bukan karena Tuhan tidak menemukan seseorang yang dapat diserahi kawanan-Nya. Suatu saat memang Ia menyerahkan kawanan-Nya, yaitu waktu Ia menemukan Petrus; dan justru dalam diri Petrus sendiri Ia menganjurkan kesatuan.
Ada banyak rasul, tetapi hanya kepada satu rasul dikatakan-Nya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Allah tidak menginginkan bahwa kita kekurangan gembala; Allah tidak mengizinkan bahwa kita tanpa gembala; Kiranya kebaikan Tuhan yang penuh belas kasih membuat para rasul bertunas dan tumbuh; menjadikan mereka kepala Gereja.
Jelas, apabila ada domba-domba yang baik, ada gembala yang baik pula; sebab gembala yang baik muncul dari kawanan domba yang baik. Tetapi semua gembala yang baik itu memiliki identitas mereka di dalam pribadi yang Satu, mereka semua adalah satu. Di dalam diri mereka yang menggembalakan, Kristuslah yang menggembalakan. Para sahabat mempelai tidak menyuarakan suaranya sendiri, tetapi sangat bersukacita mendengar suara Sang Mempelai. Jadi Kristus sendirilah yang menggembalakan, apabila para gembala menggembalakan domba-domba. Ia berkata, “Aku yang menggembalakan,” karena di dalam merekalah ada suara-Nya, ada cinta-Nya.
Ketika Kristus menyerahkan domba-domba-Nya kepada Petrus, pastilah itu lazimnya seorang menyerahkannya kepada orang lain yang berbeda dari dirinya; namun Kristus ingin mempersatukan Petrus dengan diri-Nya. Kristus sebagai Kepala mempercayakan domba-domba kepada Petrus , sebagai lambang dari tubuh, ini berarti: Kristus dan Petrus terbentuk menjadi satu, ibarat mempelai pria dan wanita menjadi satu daging.
Maka apa yang pertama-tama dikatakan kepada Petrus, untuk menyerahkan domba-domba kepadanya, yang khas, bukan seperti kepada orang lain? “Petrus, apakah engkau cinta pada-Ku?” Dan Petrus menjawab, “Benar, aku cinta pada-Mu.” Sekali lagi: “Petrus, apakah engkau cinta pada-Ku?” Dan Petrus menjawab, “Benar, aku cinta pada-Mu.” Dan ketiga kalinya, “Apakah engkau cinta pada-Ku?” Petrus menjawab pula, “Benar, aku cinta pada-Mu.” Kristus ingin menjadikan cinta itu kuat, sehingga membuat kesatuan yang kokoh dengan diri-Nya, karena itu, Ia menegaskan bahwa Dia sendirilah yang menggembalakan domba-domba-Nya, sedangkan gembala-gembala yang lain melaksanakannya di dalam Yang Satu.
Mungkin suatu saat, para gembala bangga; tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan. Itu berarti Kristuslah yang menggembalakan domba-domba; mereka melaksanakan penggembalaan itu untuk Kristus dan dalam Kristus, dan bukan untuk kepentingan mereka sendiri, di luar Kristus. Pasti bukan karena kurangnya gembala, maka Ia berkata, “Aku akan menggembalakan domba-domba-Ku.” Bukan seakan-akan Ia meramalkan masa buruk yang akan datang, karena tidak ada orang yang dapat diserahi domba-domba-Nya.
Bahkan ketika Petrus masih hidup, dan para rasul juga masih hidup dalam daging, Kristus, satu-satunya yang di dalam Dia semua merupakan satu kenyataan, berkata, “Aku mempunyai domba-domba lain, yang tidak dari kawanan ini; mereka juga harus Kutuntun,agar menjadi satu kawanan dan satu gembala.”
Jadi hendaklah mereka semua tinggal di dalam gembala yang satu, dan berbicara dengan suara gembala yang satu, agar domba-domba dapat mendengar, untuk mengikuti gembalanya yang satu; dan bukan siapa saja.