Hidup dalam kebenaran iman di tengah situasi dunia saat ini yang tidak menentu dan rapuh, sungguh suatu tantangan. Tawaran kenyamanan dan keenakan instan semakin mengaburkan iman akan keberadaan Tuhan.
Di tengah semuanya itu, Injil tetaplah Warta Gembira Kristus. Bapa Suci Fransiskus mengatakan jika hidup interior terperangkap dalam kepentingan pribadi dan perhatian hanya pada diri sendiri, di situ tidak ada ruang untuk yang lain, tiada ruang untuk keadilan, kasih, damai. Suara Tuhan tak terdengar lagi, sukacita tak lagi dirasakan dan kerinduan akan yang baik memudar. Setiap orang butuh “pusat” untuk hidupnya, sumber kebenaran dan kebaikan untuk menarik ke atas peristiwa-peristiwa, situasi dan perjuangan setiap hari. Ketika kita berhenti dalam keheningan kita butuh untuk tidak hanya merasakan gerakan hati kita sendiri, namun suatu ketenangan terdalam, gerakan dari suatu “kehadiran” yang dapat dipercayai, dapat dimengerti dengan pengetahuan iman dan lebih nyata: Kehadiran Kristus, jantung dunia. Dalam KGK 226 dikatakan: Iman akan Allah yang Esa mengajar kita menggunakan segala sesuatu yang bukan Allah, sejauh itu mendekatkan kita kepada Allah dan melepaskannya sejauh itu menjauhkan kita dari Dia.
Iman akan kehadiran Tuhan membarui perjumpaan pribadi dengan Yesus Kristus atau sekurangnya membuka diri untuk membiarkan Dia menemukan kita. Dia menanti kita dengan tangan terbuka. Kita hanya perlu membuka hati dengan mengingat, menghidupi dan mencintai rahmat Pembaptisan sebagai kebenaran iman mendasar sehingga kita menyadari bahwa kita tidak sendirian. Kita perlu semakin sadar bahwa Tuhan ada di dalam diri kita dalam cara paling intim. Kita berjalan bersama Dia dalam segalanya, maka hidup tidak hanya secara dangkal. Saat Tuhan tinggal didalam kita, kemampuan untuk melakukan yang baik dan menghindari yang jahat membuat kita berpartisipasi dalam sesuatu yang lebih luas daripada kita. Kita berpartisipasi dalam Tuhan, karena kita hidup, bergerak dan ada dalam kehadiran Tuhan.
Maka marilah kita tinggal bersama Tuhan, seperti dengan sahabat. Marilah kita membuat iman kita sebagai sesuatu yang hidup. Menemukan surga kita dalam diri kita, selagi di bumi, karena surga adalah Tuhan dan Tuhan ada dalam jiwa kita. Dialah cahaya, kasih dan hidup.