KERENDAHAN HATI
DALAM DOA

 

Ibu Gereja pada pekan ini mengundang umat beriman untuk belajar berdoa. Berdoa berarti berada dihadirat Allah, menerima diri, hidup dan kenyataan apa adanya. Penerimaan bahwa hidup tidaklah sempurna, penuh dengan kekacauan dan keterbatasan maka diperlukan kerendahan hati.

Kerendahan hati yang memampukan kita untuk menerima diri sendiri daripada membandingkan  dengan orang lain, mengukur siapa yang lebih baik, lebih tinggi, atau lebih penting. Kalau Allah adalah pusat hidup saya maka tujuan semua tindakan saya, ukuran kebutuhan saya, dan cara saya memandang segalanya akan berubah.

Doa menjadi latihan untuk mengarahkan seluruh keberadaan saya kepada Allah, menggeser pusat. Saya bukanlah pusat, saya adalah bagian dari bangsa manusia yang berdosa sekaligus yang dikasihi dan bernilai di mata Allah. Saya menjadi sesama bagi manusia lain. Ada yang lebih besar, agung, dan penting daripada diri saya sendiri yaitu Allah. Rahmat Allah akan memampukan kita menemukan dan mewujudkan diri kita yang terdalam dan sejati yang tersembunyi dengan Kristus dalam Allah. Melalui pintu sempit diri kita yang terdalam, kita bertemu dengan Allah dan sesama. Kita mengalami bahwa kasih dan komunio, itulah yang terpenting. Maka sikap kita yang paling tepat di hadapan  Allah adalah  percaya dan mohon ampun: “Tuhan Yesus Kristus Putra Allah Yang Hidup kasihanilah aku orang berdosa ini”.

 

Pada bulan Rosario ini, marilah kita bersama Bunda Maria yang rendah hati, kita dengan penuh keyakinan berdoa mohon kerahiman-Nya bagi kita, dunia, dan bangsa manusia: “Tuhan Yesus Kristus Putra Allah Yang Hidup, kasihanilah kami orang yang berdosa ini”.