4 Desember 2025

PEKAN I ADVEN – KAMIS


Hendaklah berjaga-jaga, Ia akan datang kembali
 Pembacaan dari komentar St. Efrem pada Diatessaron

 

Supaya para murid jangan bertanya tentang hari kedatangan-Nya, Kristus berkata, ‘Tentang hari itu tidak ada orang yang tahu, bahkan para malaikat dan Putra juga tidak.  Kamu tidak perlu mengerti waktu atau saat!  Ia menyembunyikan waktunya bagi kita, supaya kita berjaga-jaga, dan demikian setiap orang mengira, bahwa kedatangan-Nya akan terjadi dalam waktu hidupnya.  Apabila Ia menyatakan, kapan Ia akan datang kembali, kedatangan-Nya tidak berarti lagi, dan tidak lagi diharapkan oleh bangsa dan jaman, kapan itu bakal terjadi.  Ia berkata, bahwa Ia akan datang kembali, tetapi tidak menyatakan kapan waktunya, dan demikian semua angkatan dan jaman akan rindu mendambakannya.

Tuhan menunjuk kepada tanda-tanda kedatangan-Nya, tetapi kita tidak tahu, kapan itu bakal terjadi.  Dalam pelbagai macam bentuk tanda-tanda itu terjadi dan lewat lagi dan masih terus terjadi. Kedatangan-Nya yang terakhir itu nyatanya seperti yang pertama.

Orang-orang saleh dan para nabi merindukannya, dan mengira, bahwa Ia akan datang pada jaman mereka.  Begitu juga sekarang, setiap orang beriman mengharapkan dapat menyambut-Nya selama masa hidupnya, karena Ia tidak menyatakan hari kedatangan-Nya.  Pokok sebabnya ialah ini, agar orang tidak dapat beranggapan, bahwa Dia yang kuasa dan memerintah atas hitungan jumlah dan waktu, tidak sendiri tunduk kepada perintah dan waktu.  Bagaimana itu dapat tersembunyi bagi Dia, yang menentukannya sendiri dan menggambarkan tanda-tanda kedatangan-Nya?  Ia memberikan tempat terhormat bagi tanda-tanda itu, hingga sejak waktu itu sampai selanjutnya, semua angkatan dan semua jaman akan mengira, bahwa kedatangan-Nya akan terjadi pada jaman mereka sendiri.

Hendaklah berjaga-jaga.  Kalau badan tidur, kodrat kita dikuasai.  Pada waktu itu perbuatan kita tidak datang dari kemauan kita, tetapi dipaksa oleh daya kekuatan kodrat.  Jikalau jiwa dikuasai oleh tidur berat, ketakutan atau kesedihan, musuh menguasainya dan melakukan padanya, yang tidak ia ingin perbuat.  Paksaan menguasai kodrat dan musuh menguasai jiwa.

Perintah Tuhan tentang berjaga-jaga itu berlaku bagi kedua bagian manusia.  Badan harus menguasai tidur yang menguasai dan jiwa menghindari kelesuan dan ketakutan, seperti dikatakan dalam Kitab Suci, ‘Berjagalah, orang saleh; dan ‘Aku sudah bangkit dan Aku masih bersamamu,’ dan ‘Jangan kamu cemas hatimu.  Inilah sebabnya, kami tidak bercemas hati dalam pelayanan, yang diserahkan kepada kami.’