PEKAN I ADVEN – JUMAT
Pengangkatan hati untuk memandang Tuhan
Pembacaan dari Prologian St. Anselmus
Marilah sekarang, manusia kecil, tinggalkanlah sebentar urusan-urusanmu, lepaskanlah sejenak pikiran-pikiranmu yang riuh. Singkirkanlah perkara-perkaramu yang besar dan letakkanlah pekerjaanmu yang menjemukan. Serahkanlah dirimu sementara waktu kepada Tuhan, dan istirahatlah sebentar di dalam Dia. Masuklah ke kamar jiwamu yang lebih dalam, tinggalkanlah di luar segala sesuatu kecuali Tuhan dan apa yang akan dapat menolong dalam mencari Dia, dan setelah mengunci pintu, temukanlah Dia. Bicaralah sekarang, hatiku, bicaralah sepenuh hati kepada Tuhan, ‘Aku mencari wajah-Mu, ya Tuhan, wajah-Mu yang kucari’. Datanglah, ya Tuhan Allahku, ajarilah hatiku, di mana dan bagaimana mencari Engkau, di mana dan bagaimana menemukan Dikau.
Tuhan, jika Engkau tidak ada di sini, di mana aku akan mencari Engkau? Karena Engkau tidak ada. Tetapi jika Engkau ada di mana-mana mengapa aku tidak melihat Engkau. Tetapi memang Engkau bersemayam di dalam terang tak terhampiri. Dan di mana terang, yang tak terhampiri itu, atau bagaimana aku dapat mendekat pada terang tak terhampiri? Atau siapa akan menuntun aku dan membawa aku masuk ke dalamnya, hingga aku boleh melihat Engkau di dalam? Lagipula, dengan tanda apa, dari segi mana, aku akan mencari Engkau? Aku belum pernah melihat Engkau, Tuhan Allahku, aku tidak kenal akan wajah-Mu.
Apa yang akan ia kerjakan, ya Tuhan Mahatinggi, apa yang akan dilakukan orang buangan ini, begitu jauh berdiam dari-Mu? Apa yang akan dikerjakan hamba-Mu, menderita rindu karena cinta pada-Mu, tetapi terbuang jauh dari wajah-Mu. Ia ingin datang dekat pada-Mu, tetapi tempat persemayaman-Mu tak terhampiri; ia ingin menemukan Dikau, tetapi tidak tahu, di mana Engkau berada; ia ingin sekali mencari Engkau, tetapi ia tidak mengenal wajah-Mu.
Tuhan, Engkaulah Allahku dan Tuhanku, namun belum pernah aku melihat Engkau. Engkau telah menciptakan daku dan membentuk aku kembali, dan Engkau telah memberikan semua yang baik yang kumiliki, tetapi aku belum mengenal Engkau. Akhirnya, aku ini diciptakan untuk melihat Engkau, tetapi aku belum mencapai untuk mana aku diciptakan.
Dan Engkau, ya Tuhan, berapa lama? Berapa lama ya Tuhan, Engkau akan tak ingat padaku? Berapa lama Engkau akan memalingkan wajah-Mu dari padaku? Bilamana Engkau akan melihat kepada kami dan mendengarkan kami? Bilamana engkau akan menerangi mata kami dan menunjukkan wajah-Mu kepada kami? Bilamana Engkau akan memberikan diri-Mu lagi kepada kami?
Lihatlah kami, ya Tuhan; dengarkanlah kami, terangilah kami, perlihatkanlah diri-Mu kepada kami. Berikanlah diri-Mu kepada kami, supaya kami baik adanya, sebab tanpa Engkau buruk adanya dengan kami. Belas kasihanilah usaha kami dan jerih payah kami yang menuju kepada-Mu, sebab kami tidak akan dapat mencapai sesuatu tanpa Dikau.
Ajarilah aku untuk mencari Engkau, dan nyatakanlah diri-Mu kepadaku, kalau aku mencari, sebab aku tidak dapat mencari Engkau, kalau Engkau tidak mengajarkan caranya, dan tidak menemukan Dikau, jika Engkau tidak menyatakan diri-Mu. Biarlah aku mencari Engkau dengan mendambakan Dikau, biarlah aku mendambakan Dikau dengan mencari Engkau; biarlah aku menemukan Dikau dalam mencintai Engkau; biarlah aku mencintai Engkau dalam menemukan Dikau.