Pada dasarnya jiwa kita bersifat kontemplatif. Dalam hati setiap manusia ada kerinduan akan Allah. Rindu untuk mendengarkan sabda-Nya yang menyegarkan jiwa. Dan di dalam jiwa manusia juga ada hasrat untuk bergerak dan beraktifitas. Namun kita tidak bisa terus-menerus sibuk dengan pelayanan atau pekerjaan kita seperti Martha yang dikisahkan Injil hari ini. Kita juga tidak bisa terus-menerus menjadi Maria dalam kontemplasi mendengarkan Tuhan. Jiwa kita perlu keseimbangan.
Hidup monastik ditopang oleh empat tiang yang memberi keseimbangan dalam hidup kita. Doa, Lectio Divina, kerja dan doa pribadi. Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa di dalam hidup perlu waktu luang untuk berada bersama dengan diri sendiri dan bersama Allah. Hal ini merupakan suatu kebutuhan. Jika tidak terpenuhi ada seruan dari dalam diri sebagai sinyal bahwa kita perlu berhenti sejenak dari aktifitas yang menyibukkan. Agar hidup menjadi lebih seimbang,
Kita perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Santo Benediktus dalam peraturannya mengatakan bahwa menganggur adalah musuh jiwa. Apabila keadaan tempat atau kemiskinan menuntut bahwa mereka sendiri yang harus bekerja memungut panenan, janganlah mereka menjadi susah, sebab jika mereka hidup dari hasil pekerjaan tangan mereka sendiri, barulah mereka menjadi rubiah sejati (PSB 48:1, 7-8). Namun kita tidak ingin menjadi budak dari pekerjaan kita. Perlu berkata cukup pada diri sendiri dihadapan pekerjaan-pekerjaan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.
Nabi Amos mengatakan: “Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan kelaparan akan firman Tuhan kerinduan untuk mendengarkan Sabda-Nya (Am 8:11). Tuhan Allah kita setia. Itulah mengapa kekosongan dan kegelisahan yang ada dalam hati kita karena kita tidak berada bersama-sama dengan Allah pencipta kita, hanya Dialah yang mampu mengisinya. Dialah yang menciptakan hati manusia.
Marilah kita mengatur kembali hari-hari kita. Dan menemukan keindahan dan kepenuhan hidup yang hanya ada di dalam dan bersama Allah yang tinggal di dalam diri kita.