MINGGU PASKAH VI
Tuhan telah mendamaikan kita dengan perantaraan Kristus,
dan memberikan pelayanan pendamaian kepada kita
Pembacaan dari uraian St. Sirilus dari Aleksandria*
tentang surat kedua kepada Umat di Korintus
Mereka, yang memiliki Roh sebagai jaminan dan berlimpah dalam harapan akan kebangkitan, sudah mempunyai pegangan akan apa yang masih tersimpan bagi mereka, seakan-akan hal itu sudah terjadi. “Mulai sekarang,” kata mereka, “kita tidak memandang seseorang dalam daging lagi.” Kita semua orang-orang rohani dan luput dari kebinasaan daging. Sebab sejak Sang Putra Tunggal menyinari kita, kita semua diubah dalam Sang Sabda, yang memberikan hidup kepada semua.
Di bawah pemerintahan dosa, kita dibebani oleh belenggu maut; tetapi setelah kebenaran dalam Kristus menguasai kita, kita membebaskan diri dari kebinasaan. Sekarang tidak lagi ada orang di dalam daging, yaitu, dalam kelemahan daging dan dikuasai oleh kebinasaan. Maka Santo Paulus melanjutkan, “Meskipun kita dulu memandang Kristus menurut daging, sekarang kita tidak memandang-Nya demikian lagi.” Seolah-olah ia lebih senang berkata, “Sabda telah menjadi daging dan diam di antara kita, dan di dalam daging Ia menderita maut bagi kehidupan kita semua. Dalam bentuk ini kita mengenal Dia, atau lebih tepat, mulai sekarang ini kita tidak mengenal Dia lagi. Sebab meskipun Ia masih ada dalam daging, karena pada hari ketiga Ia bangkit kembali dan sekarang ada di surga bersama Bapa, namun kita mengenal Dia sudah mengatasi daging; sebab setelah bangkit dari mati, Ia tidak akan mati lagi; maut tidak lagi menguasai Dia. Kematian yang dialami itu kematian terhadap dosa, sekali untuk selamanya; tetapi kehidupan yang dialami, dialaminya menuju Tuhan.”
Maka bila dengan demikian Ia menjadi perintis hidup kita, kita niscaya harus mengikuti jejak-Nya dan tidak lagi dipandang di dalam daging, melainkan mengatasi daging. Santo Paulus berbicara dengan ketelitian sempurna, ketika ia berkata, “Jika orang ada di dalam Kristus, ia merupakan ciptaan baru; yang lama sudah lewat, dan lihat, sekarang yang baru sudah tiba.” Sebab kita dibenarkan karena iman dalam Kristus, dan kuasa kutuk sudah berakhir. Ia sudah menumpas kuasa maut dan kembali hidup untuk kita; kita sudah mengenal Dia, yang sungguh Allah karena kodrat-Nya, dan menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran, sebab Putra adalah pengantara kita dan memberikan berkat Bapa dari surga kepada dunia.
Dan inilah kata Santo Paulus yang bijaksana: “Semua berasal dari Allah, yang mendamaikan kita dengan-Nya oleh perantaraan Kristus.” Sebab misteri penjelmaan Putra dan karya pembaruan-Nya niscaya tidak lepas dari kehendak Bapa. Dengan perantaraan Kristus kita datang kepada Bapa; tak seorang pun datang kepada Bapa, kata Kristus sendiri, selain dengan perantaraan-Nya. Maka semuanya datang dari Allah, yang mendamaikan kita dengan perantaraan Kristus dan memberikan pelayanan pendamaian kepada kita.
* Tahun 380-444; Uskup, ahli teologi yang masyhur; gigih menerangi bidaah; pembela gelar Maria Bunda Allah pada konsili Efesus (431).