PEKAN BIASA XVII – SABTU
Kemuliaan Tuhan harus menjadi tujuan dalam segala
Pembacaan dari Surat St. Ignatius dari Antiokhia kepada Polikarpus
Waspadalah terhadap tipu daya manusia yang jahat. Majulah dan berkhotbahlah di muka umum menentang mereka. Ajarlah kaum wanita untuk mencintai Tuhan, dan puas, jasmani maupun rohani, dengan suami mereka sendiri. Begitu juga, tuntutlah kaum pria, demi nama Yesus Kristus, agar mencintai isteri mereka sebagaimana Tuhan mencintai Gereja. Kalau seseorang mampu bertahan dalam kemurnian seumur hidup, demi kehormatan pada tubuh Tuhan, janganlah ia melakukannya dengan membanggakan diri; sebab kalau ia membanggakan diri, ia binasa, dan bila hal tersebut sampai terdengar oleh uskupnya, maka hilanglah kemurniannya. Bila pria dan wanita menikah, seyogyanya mereka mendapat persetujuan dari uskup untuk persatuan itu, hingga perkawinan merupakan penghormatan bagi Tuhan dan bukan untuk mengikuti keinginan-keinginan daging. Kemuliaan Tuhan harus menjadi tujuan dalam segala.
Hendaklah kamu memperhatikan uskupmu dengan baik, bila kamu ingin agar Tuhan memperhatikan kamu. Aku merasa dekat dengan orang-orang yang taat kepada uskup, para klerus dan para diakon, dan aku berdoa agar di surga nanti aku diperkenankan duduk di samping mereka. Semua harus bekerja sama dan saling membantu, berlatih serentak: berkawan dalam bergulat dan berlomba, berkawan dalam menanggung sakit dan derita; berkawan dalam pergi tidur dan bangun, seperti layaknya hamba-hamba Tuhan yang setia, seperti pembantu dan pelayan-pelayannya.
Hendaklah kamu berusaha sekuat tenaga, untuk berkenan pada Pemimpin yang kamu layani, yang akan memberi upah kepadamu; dan jangan sampai ada seorang pengkhianat di antara kamu. Baptisanmu hendaklah menjadi perisaimu, imanmu menjadi ketopongmu, cintamu menjadi senjatamu, dan baju zirahmu adalah ketahanan penuh kesabaran! Kumpulkanlah pekerjaan amal sebanyak-banyaknya seperti prajurit menyimpan apa yang diperoleh, hingga pada suatu ketika kamu mendapatkan pahala yang layak kamu terima. Hendaklah kamu sabar dan lemah lembut yang satu terhadap yang lain, seperti sikap Tuhan terhadap kamu. Sekarang dan selalu semoga kamu tetap menjadi sukacita bagiku.
Berita bahwa berkat doa-doamu keadaan menjadi tenang dalam Gereja Anthiokia di Siria, amat menyenangkan hatiku. Ini sungguh karunia Tuhan yang melegakan, yang diberikan kepadaku di tengah-tengah kecemasanku. Demikianlah keadaanku; asal penderitaanku ini menjadi jalan masuk kepada Allah di akhir hidupku, dan dengan doa-doamu aku dapat ditemukan sebagai murid sejati.
Polikarpus yang bahagia, sekarang ini sungguh tepat waktunya kamu mengadakan rapat dengan para anggota dewanmu yang terhormat dan menunjuk seseorang yang sungguh kamu percaya untuk tugas menjadi utusan Tuhan. Tugaskanlah orang itu untuk menempuh perjalanan ke Siria, demi kemuliaan Allah dan untuk memancarkan kasih sayangmu yang tak kenal lelah. Camkanlah, seorang Kristiani itu bukan milik diri sendiri; ia harus rela menyerahkan waktunya demi kepentingan Tuhan. Itulah suatu pekerjaan luhur dari Allah, dan juga darimu, bila terlaksana. Aku yakin benar akan kasih karunia-Nya, dan juga akan kerelaanmu untuk melaksanakan karya luhur demi Allah. Kiranya tidak perlu aku menambah kata-kata lagi untuk menganjurkan hal ini, karena aku tahu semangatmu yang tulus dan bergelora.
Tidak mungkin bagiku untuk menulis surat pribadi kepada semua Gereja, sebab setiap saat aku harus meninggalkan Troas dengan kapal menuju Neapolis, seturut keputusan kehendak Tuhan. Maka karena kamu memiliki pemikiran yang selaras dengan pikiran Tuhan, maukah kamu menulis surat kepada Gereja-gereja yang akan kulalui, dan meminta supaya mereka mengikuti jalur yang sama? Mereka yang mampu, dapat mengirimkan utusan-utusannya sendiri, dan yang lain dapat menitipkan surat mereka pada utusan-utusanmu. Dengan demikian tindakan ini akan memberikan kehormatan abadi pada kalian semua, Engkaulah orang yang cocok bagi tugas ini.
Selamat tinggal, selalu di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Tinggallah di dalam Dia dalam kesatuan dan di bawah pandangan Allah. Selamat tinggal dalam Tuhan!