Peringatan St. Alfonsus de Liguori
(Uskup dan Pujangga Gereja)
Cinta Kristus
Pembacaan dari karya St. Alfonsus de Ligouri
Seluruh kesucian dan kesempurnaan jiwa terletak pada cinta akan Yesus Kristus, Tuhan kita, harta kita yang tertinggi, Penebus kita. Cinta kasih adalah ikatan dan jaminan semua keutamaan yang menyempurnakan manusia. Bukankah manusia harus kita beri seluruh cinta kita? Ia mencintai kita dari kekal, “Renungkanlah betul-betul,” kata-Nya kepada kita, “bahwa dalam cinta, Aku lebih dahulu. Engkau belum melihat terang, bahkan dunia sendiri belum jadi, ketika Aku sudah mencintai engkau. Sejak ada-Ku dari kekal Aku mencintai engkau.”
Dan karena Tuhan tahu, bahwa manusia tertarik oleh karunia, Ia ingin dengan karunia-Nya mengikat manusia pada cinta akan Dia sendiri. “Aku ingin,” kata-Nya, “menarik manusia agar mencintai Aku dengan tali-tali, yang mereka biarkan mengikat dirinya – yaitu, dengan tali-tali cinta.” Dan semua kurnia yang diberikan kepada manusia mempunyai tujuan ini, yakni: Ia telah memberikan jiwa, yang diciptakan menurut gambar-Nya, diberi ingatan, pikiran dan kemauan, dan tubuh dilengkapi dengan panca indera; Ia juga menciptakan baginya surga dan bumi dengan isinya; karena cinta kepada manusia, Ia menciptakan segala sesuatu, hingga semua makhluk melayani manusia, dan manusia dalam rasa syukur terhadap karunia begitu limpah akan membalas cinta Penciptanya dengan cinta.
Tetapi Ia tidak puas dengan memberikan semua yang serba indah ini. Ia melaju begitu jauh, hingga untuk mendapatkan cinta kita, Ia memberikan diri seutuhnya kepada kita. Bapa yang kekal memberikan Putra-Nya yang tunggal kepada kita. Ketika Ia melihat kita semua mati di dalam dosa dan kehilangan rahmat, apa yang dilakukan-Nya? Terdorong oleh cinta-Nya yang besar, atau lebih tepat, seperti dikatakan oleh rasul, oleh luapan cinta-Nya tak terhingga kepada kita, Ia mengutus Putra-Nya tercinta agar Ia berbuat silih bagi kita, dan mengembalikan kita kepada hidup, yang dipunahkan oleh dosa.
Dengan memberikan Putra-Nya kepada kita, untuk mengamankan kita, Ia tidak menghemat apa pun juga. Ia memberikan segalanya: rahmat, cinta, surga; sebab ini semua nyatanya tidak seharga seperti Putra-Nya. “Ia yang tidak menyayangkan Putra-Nya sendiri, tetapi menyerahkan Dia bagi kita, apakah tidak akan memberikan segalanya bersama Dia?”
* Alfonsus lahir di Napoli tahun 1696 dalam keluarga bangsawan. Dia menyelesaikan studi di bidang hukum sipil dan hukum Gereja, dan menjadi ahli hukum terkemuka di kotanya, sampai suatu saat ia meninggalkan itu semua dan menjadi imam. Uskup Agung Napoli mempercayakan kepadanya karya pewartaan kepada kaum miskin dan dia pergi ke berbagai daerah untuk berkhotbah dan menjalankan misi. Dia juga mendirikan kongregasi Sang Penebus Mahakudus atau yang dikenal dengan Redemtoris. St. Alfonsus banyak menulis tentang devosi dan pengembangan teologi moral, dan menjadi guru besar yang memurnikan ajaran moral dari gerakan laksisme (perlakuan hukum yang longgar) dan rigorisme (perlakuan hukum yang ketat). Dia menjadi uskup di Sant’Agata dei Goti, Campania selama 13 tahun dan meninggal di antara para misionaris binaannya di Pagani, 1 Agustus 1787. Ia dikenang sebagai seorang ahli dalam bidang kesalehan umat, yang banyak diajarkannya melalui khotbah dan tulisan-tulisannya.