Gedono
25 Agustus 2024

HARI RAYA
DEDIKASI GEREJA GEDONO


Gereja:  Komunitas Pengampunan
Pembacaan dari tulisan Thomas Merton

 

Marilah kita mengingat bahwa secara khusus Gereja merupakan komunitas pengampunan. Sebab semua yang telah masuk dalam hidup bersama tubuh Kristus, telah memasukinya melalui jalan pengampunan. Dan mereka tetap tinggal dalam Tubuh Kristus hanya melalui pengampunan, melalui misteri Kristus: bukan hanya Kristus sebagai kepala, namun juga Kristus di dalam anggota-anggota tubuh-Nya.

Belas kasih serta pengampunan Kristus harus terus berkarya di dalam dan melalui seluruh anggota-Nya dan dialami oleh seluruh anggota Tubuh Mistik-Nya. Sebab inilah yang menjadikan Gereja sebagai Ibu yang sejati: memberi hidup dengan kelembutan, pengertian, kasih dan pengampunan. Gereja mengampuni dosa-dosa, yaitu menyembuhkan keterpisahan. Sebab dosa adalah keterpisahan dengan Allah, dan keterpisahan dengan mereka yang mengasihi Allah. Dosa adalah pemotongan dari hidup. Dosa merupakan kematian spiritual dan pengampunan merupakan pemulihan pada kehidupan.

Roh yang menghidupi Gereja adalah Roh Kasih, Roh Kesatuan. Kesatuan hanyalah mungkin dipertahankan dan dipulihkan dengan pengertian, penerimaan serta pengampunan. Gereja merupakan tubuh dari orang-orang yang mengerti bahwa dirinya diampuni dan yang  terus mengampuni karena mereka sendiri terus diampuni.

Jadi Gereja bukanlah terdiri dari tubuh yang murni tanpa pernah bersalah tetapi terdiri dari orang-orang yang  dalam kelemahan serta kerapuhannya seringkali jatuh, sering kali jatuh dan menyakiti, akan tetapi mereka terus menerima kekuatan dari Allah  untuk mengampuni satu sama lain dalam nama-Nya. Mereka memiliki Roh Kudus dan mereka dapat saling memberikan Roh Kudus. Roh Kudus sendirilah yang menggerakkan mereka dan berkarya di dalam diri mereka untuk menyelamatkan yang lain.

Jadi kita, yang membentuk satu Tubuh dalam Kristus, saling berbagi atas pesan kebenaran Ilahi Kristus, kita berbagi sabda, berbagi Ibadat-Nya, berbagi Kasih-Nya serta berbagi Roh-Nya.

Dalam membangun komunitas pengampunan yang merupakan Bait Allah, kita harus mengenali bahwa tak satupun diantara kita yang utuh, yang bisa hidup sendiri,  serta sungguh sempurna dan suci dalam dirinya sendiri.  Tak seorangpun dapat mengandalkan keutamaan serta hidup batinnya sendiri. Kita tidak hidup hanya untuk diri kita sendiri. Sebab hidup hanya untuk diri sendiri berarti mati. Kita tumbuh dan berkembang dalam hidup kita sejauh kita hidup bagi sesama dan melalui sesama. Allah telah memberikan apa yang kurang dalam diri kita kepada mereka. Mereka pasti melengkapi yang kurang dalam diri kita.

Kebaikan yang dikaruniakan Allah kepada kita, selalu dikaruniakan hanya untuk dibagikan kepada yang lain. Jika Allah melihat bahwa kita tidak akan mengampuni dan tidak akan terbuka, sehingga kita tidak akan berbagi, maka  kebaikan itu tidak dikaruniakan kepada kita. Akan tetapi bagi seseorang yang memiliki kesiapan untuk berbagi dengan semua,  kepadanya dikaruniakan yang terbesar. Dan anugerah-anugerah terbesar adalah, keterbukaan ini, kasih ini, kesiapan untuk menerima dan mengampuni dan berbagi dengan yang lain dalam Roh Kristus. Jika kita terbuka, kita tidak hanya menawarkan pengampunan, akan tetapi juga akan berlomba untuk mencarinya dan mengenal betapa kita membutuhkannya.