3 September 2024

Peringatan Santo Gregorius Agung


Demi cinta akan Kristus
aku tidak segan-segan mewartakan Dia
Pembacaan dari homili Paus Gregorius Agung tentang kitab Nabi Daniel

 

“Anak Manusia, aku telah menunjuk engkau sebagai penjaga bagi keluarga Israel.”  Perhatikanlah bahwa Yehezkiel, yang diutus oleh Tuhan untuk mengajarkan sabda-Nya, digambarkan sebagai penjaga.  Nah, seorang penjaga selalu mengambil tempat di ketinggian, hingga ia dapat melihat dari jauh, apa yang akan datang.  Begitu juga barangsiapa ditunjuk sebagai penjaga bagi umat, ia harus memilih hidup di ketinggian, hingga ia dapat menolong mereka, karena mempunyai pemandangan luas.  Kata-kata ini sulit diucapkan.  Karena kalau aku mengatakan itu, diriku sendiri yang kutegur.  Aku tidak mengajar seperti seharusnya, dan hidupku tidak mengikuti dasar-dasar, yang kuajarkan secara kurang memadai.

Aku tidak menyangkal, bahwa aku bersalah, sebab aku melihat kelambanan dan kelalaianku.  Mungkin justru dengan mengakui kegagalan, aku akan mendapatkan pengampunan dari hakim yang ikut menaruh perasaan.  Ketika aku masih hidup dalam komunitas para rahib, aku dapat menahan lidahku dari hal-hal yang fana dan memusatkan hatiku hampir terus-menerus pada peraturan doa.  Sejak aku menanggung beban penggembalaan, aku tidak dapat terus bertahan dalam keheningan, karena budiku diombang-ambingkan oleh bermacam-macam tanggung jawab.

Aku terpaksa harus mendalami aneka masalah tentang gereja-gereja dan pertapaan-pertapaan, dan kerap kali aku harus memberikan pendapat tentang hidup serta tindakan orang-orang lain sebagai pribadi; pada suatu ketika aku terpaksa ikut ambil bagian dalam urusan-urusan negara; lain kali aku harus menghadapi masalah serangan orang barbar dengan rasa khawatir akan datangnya serigala-serigala, yang mengancam kawanan yang diserahkan kepadaku.

Pikiranku ditimbuni dan ditarik kian-kemari oleh banyaknya masalah penting yang harus kupikirkan.  Kalau aku berusaha memusatkan dan menggalang semua kekuatan akal budiku untuk berkhotbah, bagaimana aku dapat memadai dalam pelayanan suci?  Aku kerap kali, karena sifat kedudukanku, terpaksa bergaul dengan orang-orang dari dunia, dan kadang-kadang aku mengendurkan peraturan tata tertib bicara.  Apabila aku berpegang teguh pada tertib bicara yang ketat seperti disarankan oleh suara hatiku, aku tahu bahwa banyak orang yang lemah akan menjauh dari padaku, dan aku tidak dapat menarik mereka ke arah tujuan yang kuinginkan bagi mereka.  Demikian aku kerap kali harus sabar mendengarkan percakapan mereka yang tanpa makna.  Karena aku sendiri lemah, maka lambat laun aku terbawa dalam percakapan hampa, dan terjebak pembicaraan tentang hal-hal yang dulu aku mendengarkan saja tidak sudi.  Aku senang kembali pada hal-hal, di mana dulu aku tersandung dengan sangat parah.

Di mana aku ini?  Aku ini penjaga macam apa?  Aku tidak berdiri di puncak penyelesaian tugas, tetapi berbaring dalam lembah kekelamanku.   Namun Pencipta dan Penebus umat manusia dapat memberi kepadaku, orang yang tak pantas ini, rahmat untuk melihat hidup secara keseluruhan dan kuasa untuk berbicara dengan jelas tentang itu.  Demi cinta akan Dia, tak henti-hentinya aku mengajarkan tentang Dia.

 


* Tahun 540 – 604.  Paus dan pujangga Gereja.  Ia sungguh gembala sejati dalam membantu kaum miskin dan menyebarkan serta meneguhkan iman. Dari dialah muncul sebutan “Servus Servorum Dei” bagi paus.  Ia banyak menulis buku-buku pastoral, tafsir Kitab Suci, dan kumpulan homili.  Ia dihormati pula sebagai pelindung para penyanyi (gregorian berasal dari Gregorius).