Novena Natal – Hari ke-4
Seluruh Dunia Menunggu Jawaban Maria
Pembacaan dari Khotbah St. Bernadus, Abas
Engkau telah mendengar, bahwa engkau akan mengandung dan melahirkan seorang Putra, engkau telah mendengar bahwa engkau akan mengandung bukan dari seorang manusia tetapi dari Roh Kudus. Malaikat menunggu jawabanmu sebab sudah tiba saatnya ia kembali kepada Allah yang mengutusnya. Kami juga menunggu, ya putri, sabda belas kasih, karena kami sengsara dijatuhi putusan untuk dihukum. Dan kini harga keselamatan kami ada di tanganmu. Jika engkau setuju, segera kami akan dibebaskan. Di dalam sabda Allah yang kekal, kami diciptakan dan kini kami mati. Dengan jawaban singkat darimu, kami semua akan dapat hidup.
Adam dengan menangis memohon ini darimu, ya Perawan Suci, Adam yang dengan anak-anaknya sengsara terbuang dari firdaus. Abraham mohon ini darimu dan Daud. Inilah permohonan semua para leluhur sucimu, yaitu nenek moyang yang masih hidup di lembah bayangan maut. Inilah yang ditunggu-tunggu, seluruh dunia berlutut di hadapanmu. Dan memang harus demikian, karena pada bibirmu tergantung hiburan bagi kaum sengsara, penebusan bagi para tawanan, pembebasan bagi semua yang terhukum, keselamatan akhir seluruh anak-anak Adam, seluruh bangsamu.
Jawablah ya Perawan dengan segera. Berilah cepat jawabanmu kepada malaikat dan lewat malaikat kepada Tuhan. Jawablah dengan sabda, dan terimalah Sang Sabda, ucapkanlah itu yang darimu, kandunglah itu yang dari Allah, berikanlah yang dalam waktu, peluklah yang dari kekal.
Mengapa berlambat? Mengapa bergetar? Percayalah, katakanlah, kandunglah! Biarlah kerendahan hatimu mengenakan keberanianmu, kelembutanmu kepercayaanmu. Tidakkah pada saat ini kesederhanaanmu sebagai perawan merupakan kebijaksanaan. Namun dalam hal ini, ya Perawan bijaksana, jangan takut akan kelancangan, sebab meskipun memang indah lembut engkau tinggal diam, namun sekarang ini yang diperlukan kasih setia di dalam kata.
Perawan mulia, bukalah hatimu untuk percaya, bibirmu untuk berbicara, rahimmu untuk Pencipta. Lihat yang didambakan segala bangsa mengetuk dari luar pintu. Ah jika karena engkau berlambat, Ia lewat, engkau sekali lagi akan bersedih hati.