25 Desember 2024

Hari Raya Natal


“Hari ini telah lahir bagimu Sang Penyelamat”

Pembacaan dari khotbah ke-2 St. Elredus, Abas, tentang Natal

 

“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud” (Luk 2:11).  Yang dimaksudkan disini adalah Betlehem dan ke sanalah kita harus bergegas, seperti para gembala sesudah mereka mendapat kabar baik.  “Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi yang dibungkus dengan kain lampin dan terbaring di dalam palungan” (Luk 2:12).

Itulah sebabnya saya mengatakan kepadamu bahwa kamu harus mengasihi-Nya.  Gentarlah kepada Tuhan Para Malaikat, tetapi kasihilah Si-Bayi yang lemah.  Gentarlah terhadap Tuhan Yang Mahakuasa, tetapi kasihilah Si-Bayi yang dibungkus dengan kain lampin.  Gentarlah kepada Sang Raja Surgawi, tetapi kasihilah Dia, Si-Bayi yang terbaring di dalam palungan.

Tetapi tanda apakah yang diberikan kepada para gembala?  “Kamu akan menjumpai seorang bayi yang dibungkus dengan kain lampin dan terbaring di dalam palungan.” Dialah Juruselamat, Dialah Tuhan.

Apakah merupakan sesuatu yang luar biasa, bahwa ada bayi yang dibungkus dengan kain lampin, dan terbaring di dalam palungan?  Bukanlah setiap bayi juga dibungkus dengan kain lampin?  Tanda apakah ini?  Sungguh suatu tanda besar, kalau kita mampu memahaminya.  Kita tak dapat mengertinya hanya dengan mendengar warta gembira yang penuh kasih itu, melainkan kalau kita menerima juga di dalam hati kita cahaya gemilang yang tampak bersama para malaikat.  Cahaya itu langsung bersinar seketika setelah warta gembira disampaikan oleh para malaikat, untuk mengajarkan kepada kita bahwa hanya orang yang menerima cahaya dari surga di dalam hatinya yang dapat mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

Betlehem, artinya “Rumah Roti”, adalah lambang Gereja Kudus di mana Tubuh Kristus, Roti Sejati, dibagi-bagikan.  Palungan di Betlehem adalah lambang altar.  Sebagai tempat memberi santapan kepada orang-orang yang menjadi milik Kristus.  Tentang hidangan itu ditulis: “Engkau menyediakan hidangan bagiku” (Mzm 22:5).

Di dalam palungan itu berbaring Yesus dibungkus kain lampin.  Lampin itu adalah kerudung sakramen.  Yang ada di balik rupa roti dan anggur itu adalah Tubuh dan Darah Kristus yang sejati.  Di dalam sakramen ini kita percaya bahwa Kristus secara nyata, tetapi tersembunyi karena dibungkus dengan kain lampin.  Kita tidak memiliki tanda yang lebih besar dan lebih nyata mengenai kelahiran Kristus selain dalam Tubuh dan Darah-Nya yang setiap hari kita sambut dari altar: setiap hari kita melihat Kristus mengorbankan diri.  Dia yang satu kali saja telah lahir bagi kita dari Perawan Maria.

Jadi, saudara-saudara, marilah kita bergegaslah menuju tempat di mana Tuhan telah lahir.  Tetapi sebelumnya, marilah kita menyiapkan diri untuk pertemuan itu berkat rahmat-Nya, agar setiap hari dan sepanjang hidup, kita, “dengan hati yang murni, kehendak yang baik, dan iman yang tulus”, dapat bernyanyi bersama para Malaikat: “Kemuliaan kepada Allah di Surga dan damai sejahtera kepada orang yang dikasihi-Nya” (Luk 2:14).  Demi Kristus Tuhan kita: kepada-Nyalah kemuliaan dan hormat untuk selama-lamanya.  Amin.