PDS
19 Januari 2025

Hari Kedua Pekan Doa Sedunia
untuk Kesatuan Umat Kristiani

(18-25 Januari)


Pembacaan dari Surat Ensiklik St. Yohanes Paulus II, Paus,   
tentang Komitmen terhadap Ekumenisme

 

Tuhan segala zaman, yang penuh kebijaksanaan serta kesabaran melaksanakan rencana rahmat-Nya terhadap kita para pendosa, masa terakhir ini telah mulai makin melimpahkan mencurahkan semangat pertobatan dan kerinduan akan persatuan ke dalam hati umat Kristiani yang tercerai-berai.  Di mana-mana banyak sekali orang yang terdorong oleh rahmat itu, dan di antara saudara-saudari kita yang terpisah pun berkat rahmat Roh Kudus telah timbul gerakan yang makin meluas untuk memulihkan kesatuan segenap umat Kristiani.  Dalam gerakan penyatuan yang disebut “Ekumenis” itu berperan sertalah mereka yang menyerukan Allah Tritunggal dan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Penyelamat, itu pun bukan hanya masing-masing secara perorangan, melainkan juga sebagai jemaat.  Di situlah mereka mendengarkan Injil.  Jemaat-jemaat itulah yang oleh masing-masing diakui sebagai Gereja mereka dan Gereja Allah.  Tetapi hampir semua, kendati melalui aneka cara, mencita-citakan satu Gereja Allah yang kelihatan, yang sungguh-sungguh bersifat universal, dan diutus ke seluruh dunia, supaya dunia bertobat kepada Injil, dan dengan demikian diselamatkan demi kemuliaan Allah.

Yesus sendiri pada saat sengsara-Nya berdoa “Supaya mereka semua bersatu”.  Kesatuan itu yang oleh Tuhan dianugerahkan kepada Gereja, dan yang dikehendaki-Nya untuk merangkul semua orang, bukan suatu tambahan, melainkan termasuk intisari misi Kristus.  Kesatuan juga bukan bersifat sekunder pada para murid-Nya melainkan termasuk hakekat jemaat itu sendiri.  Allah menghendaki Gereja, karena Ia menghendaki kesatuan, dan kesatuan mengungkapkan seluruh kedalaman “Agape” atau cintakasih-Nya.

Sesungguhnya, kesatuan yang dikaruniakan oleh Roh Kudus itu tidak melulu terdiri dari himpunan orang-orang sebagai kumpulan individu-individu.  Kesatuan itu diwujudkan berdasarkan ikatan-ikatan pengikraran iman, sakramen-sakramen dan persekutuan hirarkis.  Umat beriman itu satu, karena dalam Roh mereka berada dalam persekutuan dengan Putra, dan dalam Dia ikut menghayati persekutuan-Nya dengan Bapa.  “Persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Putra-Nya Yesus Kristus”.  Jadi bagi Gereja katolik persekutuan umat Kristiani tidak lain kecuali pernyataan rahmat dalam diri mereka, dengan rahmat itu Allah menjadikan mereka peserta-peserta dalam persekutuan-Nya sendiri, yakni hidup kekal-Nya.  Dengan kata lain, doa Kristus, “Semoga mereka bersatu” ialah permohonan-Nya kepada Bapa, agar rencana Bapa sepenuhnya terlaksana sedekian rupa, sehingga tiap orang menyaksikan dengan jelas manakah rencana misteri yang sejak kekal tersembunyi dalam Allah Pencipta segala sesuatu.  Beriman dalam Kristus berarti menginginkan kesatuan, menginginkan kesatuan berarti menginginkan Gereja, menginginkan Gereja berarti menginginkan persekutuan rahmat sesuai dengan rencana Bapa sejak kekal.  Itulah makna doa permohonan Kristus: “Supaya mereka bersatu”