MINGGU PASKAH III
Perayaan Ekaristi
Pembacaan dari pembelaan pertama St. Yustinus Martir,
membela orang-orang Kristen
Tidak sembarang orang boleh ikut dalam Ekaristi. Yang boleh ikut hanyalah yang percaya akan kebenaran ajaran kita; telah dibersihkan dalam pembaptisan yang memberikan pengampunan dosa dan kelahiran baru; lagipula hidup sesuai dengan perintah Kristus.
Sebab santapan yang kita sambut itu bukanlah roti biasa atau minuman biasa. Yang kita sambut adalah Yesus Kristus Penyelamat kita yang menjadi manusia oleh karena sabda Allah. Ia mengenakan daging dan darah demi keselamatan kita. Di samping itu diajarkan juga kepada kita, bahwa santapan, yang telah didoakan dengan ucapan syukur, kata-kata yang diterima dari Kristus, itu darah dan daging Yesus yang menjadi manusia. Santapan inilah yang telah menguatkan darah daging kita karena kita dipersatukan dengan-Nya.
Para Rasul dalam karangan mereka, yang disebut Injil, mengenangkan bahwa Yesus meninggalkan ajaran ini kepada mereka: Ia mengambil roti, lalu mengucapkan doa syukur, dan berkata, “Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku. Inilah Tubuh-Ku!” Demikian juga Ia mengambil piala, mengucapkan doa syukur, dan berkata, “Inilah Darah-Ku.” Lalu Ia membagikannya di antara mereka dan tidak kepada orang lain. Sejak waktu itu kami tak putus-putusnya yang satu mengingatkan yang lain akan peristiwa ini. Maka, di kalangan kami, mereka yang berkecukupan menolong mereka yang berkekurangan, dan kami selalu berkumpul. Di atas persembahan kami bersama, kami mengucap syukur kepada Pencipta semesta dengan perantaraan Putra-Nya, Yesus Kristus, dan Roh Kudus.
Pada hari Minggu ada pertemuan bagi kami semua yang hidup di kota atau di desa. Dalam pertemuan ini dibacakan dari tulisan para rasul atau dari kitab para nabi, sejauh waktu mengijinkan. Sesudah bacaan, pemimpin menyampaikan amanat. Ia mengajak dan menyemangati kami untuk mengamalkan dalam hidup sehari-hari ajaran indah yang kami dengar. Lalu kami semua berdiri dan berdoa. Kalau kami sudah selesai berdoa, seperti saya katakan tadi, pemimpin mempersembahkan roti dan anggur dengan air. Pemimpin memanjatkan doa dan ucapan syukur sebaik-baiknya, dan umat menjawab “Amin”, sebagai tanda persetujuannya.
Kemudian menyusul pembagian santapan, yang telah diberkati dengan doa syukur tadi. Semua yang hadir menerima sebagian, dan para diakon membawanya kepada mereka yang tidak dapat hadir. Mereka yang berkecukupan, bila mengijinkan, menyumbang sesuatu yang dianggap sesuai. Sumbangan ini dikumpulkan dan diserahkan kepada pemimpin. Demikian ia dapat menolong para yatim piatu, para janda dan orang sakit, atau yang berkekurangan karena sesuatu hal, seperti mereka yang dipenjarakan atau yang ada dalam perantauan. Pendek kata, ia mencukupi semua yang berkekurangan.
Jadi pada Hari Minggu kami semua berkumpul. Itulah hari pertama waktu Tuhan mengubah kegelapan dan unsur alam, serta menjadikan dunia. Itulah hari, di mana Yesus Kristus Penebus kami, bangkit dari mati. Sebab pada hari sebelum Sabtu Ia disalibkan, dan pada hari sesudah Sabtu, yaitu pada Hari Minggu, Ia nampak kepada para rasul dan para murid. Ia mengajarkan kepada mereka kebenaran-kebenaran yang disajikan kepadamu untuk kamu pikirkan.