PEKAN XXVII – SELASA
Aku ingin melindungi kamu pada waktunya, karena kamu kusayangi dalam hatiku
Pembacaan dari permulaan Surat St. Ignasius dari Antiokhia kepada umat di Tralles
Dari Ignasius, yang nama lainnya ialah Theophorus, kepada jemaat kudus di Tralles, di Asia, yang dikasihi oleh Allah, Bapa Yesus Kristus, terpilih dan layak bagi Allah, dianugerahi damai jiwa dan raga berkat sengsara Yesus Kristus, yang adalah harapan kita, dalam penantian akan bangkit di dalam Dia.
Mengikuti kebiasaan rasuli, aku menyampaikan salam kepada jemaat, dalam kepenuhan Roh, dan aku menginginkan segala kebaikan bagimu. Dituturkan kepadaku, tentang karakter kalian yang melebihi segala pujian, yang tidak pernah goyah dalam pencobaan; dan bahwa ini bukan kebiasaan atas usaha kalian, tetapi karena pendidikan yang menjadikannya alami. Aku menerima berita ini dari uskupmu, Polibius, ketika kehendak Allah dan Yesus Kristus mengantarnya untuk mengunjungi aku di Smirna. Ia begitu bergembira bersama aku dalam keadaanku yang terbelenggu demi Kristus Yesus, hingga di dalam dia aku dapat melihat seluruh jemaat kalian.
Lagipula, ketika melalui dia aku menerima bukti dari kebaikan kalian terhadapku, aku mengucap syukur kepada Allah, karena mendapatkan kamu sebagai pengikut-Nya yang sejati. Ketaatanmu kepada uskupmu, seolah-olah ia Yesus Kristus sendiri, cukup jelas menunjukkan kepadaku, bahwa cara hidup kalian bukan cara duniawi, melainkan mengikuti Yesus Kristus, yang memberikan hidup-Nya bagi kita, hingga kepercayaan akan kematian-Nya dapat membebaskan kalian dari kematian.
Pada saat yang sama, sebagaimana telah kalian laksanakan, mutlak perlu bahwa kalian tidak bertindak lepas dari uskup, dan juga tidak kurang taat kepada rekan-rekan imammu, dengan menganggap mereka sebagai rasul-rasul Yesus Kristus, harapan kita; di dalam Dialah pada suatu hari kita akan ditemukan, jika kita hidup dalam komunio dengan Dia. Juga para diakon, para pelayan misteri-misteri Yesus Kristus, mereka haruslah orang-orang yang secara universal diterima baik dalam segala. Karena mereka itu bukan hanya yang membagikan makanan dan minuman, melainkan hamba-hamba jemaat Allah, maka mereka wajib menjauhkan diri dari cela dan noda, sebagaimana mereka dengan hati-hati menjauhkan diri dari api.
Maka kalian harus menghormati para diakon sebagai Yesus Kristus, sebagaimana juga kalian memandang uskup sebagai bapa, dan para imam sebagai dewan rasuli; sebab tanpa tiga tingkatan ini tidak ada jemaat yang berhak disebut gereja. Aku tahu bahwa itu perasaanmu juga, sebab begitulah yang telah aku alami. Dan sekarang aku masih mempunyai contoh dari afeksi kalian dalam diri uskup kalian, yang keanggunan dalam peri lakunya sudah merupakan pelajaran tersendiri, dan kelembutannya malahan menjadi kekuasaan.
Allah memang telah mengisi benakku dengan amat banyak pemikiran; tetapi aku tahu akan keterbatasanku sendiri, dan aku takut akan kesombongan yang berarti kejatuhan bagiku. Yang sebetulnya harus aku miliki itu adalah rasa waspada, dan hati-hati terhadap mereka yang mencoba menyanjung aku, sebab betapa pun aku ingin menjadi martir, namun aku sama sekali belum pasti apakah aku dapat dianggap pantas. Kebanyakan mereka kurang tahu akan setan yang cemburu, yang dapat menjadi musuh yang lebih berbahaya lagi bagiku. Maka dari itu, aku amat memerlukan kerendahan hati, yang menghancurkan penguasa dunia ini.
Maka dari itu aku menegaskan kepadamu (namun bukan aku, melainkan kasih Yesus Kristus) agar kamu jangan mengenyangkan dirimu dengan makanan lain kecuali makanan kristiani, dan tidak menjalin hubungan apa pun dengan akar-akar bidaah yang asing. Kamu akan tetap selamat, jika kamu tidak membiarkan rasa sombong menguasai kepalamu, dan memisahkan diri dari Yesus serta uskupmu dan ajaran para rasul. Berada di dalam bait suci berarti bersih. Dengan kata lain: orang tidak bersih hati nuraninya, kalau ia bertindak tanpa otoritas uskup, para imam dan para diakon. Bukannya aku mendengar sesuatu seperti itu di antaramu; aku hanya berusaha melindungi kamu pada waktunya, karena kamu adalah kesayangan hatiku.