Tahun 2024 yang baru mulai mengundang kita untuk mengingat kembali awal hidup Kristiani kita masing-masing. Yesus, Putra Allah, telah rela menjadi manusia untuk berbagi dalam kelemahan manusiawi kita, mentransformasikannya, melalui kuasa Kebangkitan-Nya. Yang pertama bergerak adalah Yesus; Ia datang ke sungai Yordan untuk mengatakan kepada seluruh umat manusia: “Inilah Aku! Aku bersamamu, Aku merangkul kamu semua! Marilah kita bersama berpaling kepada Bapa, menuju kepada-Nya.”
Sesungguhnya umat Israel sangat merindukan Kerajaan Allah, keadilan dan kebaikan. Mereka menyadari keadaan dosa mereka, maka mereka berbondong-bondong datang ke Sungai Yordan untuk dibaptis oleh Yohanes. Yesus pun ada dalam kerumunan orang itu dan Yohanes membaptis Dia. Yang istimewa adalah bahwa – melalui pembaptisan Yesus di Sungai Yordan itu seluruh ciptaan dikuduskan, dan kita diangkat menjadi anak-anak Bapa. Pembaptisan Yesus adalah perayaan pernikahan-Nya dengan seluruh umat manusia. Pembaptisan Yesus adalah permulaan pernikahan, yang disempurnakan di Salib waktu Yesus bersatu tubuh dengan kita dalam kematian.
Santo Gregorius dari Nazianze yang pestanya kita rayakan pada tanggal 2 Januari, mengatakan: “Marilah kita turun ke air bersama Yesus, sehingga dengan berdiri tepat di samping Yesus, kita pun mendengar suara Bapa: ”Engkaulah Putra kesayangan-Ku. Engkau berkenan dihati-Ku.”
Jadi, tidaklah cukup bagi Allah untuk menjadi manusia, bayi yang manis, kanak-kanak yang bijaksana, pria yang saleh… Putra Allah yang sudah turun dari surga menjadi bayi manusia, sekarang pada masa dewasa-Nya, memilih untuk turun lagi, mengidentifikasikan diri secara publik dengan manusia berdosa. Dia meninggalkan pakaian kemuliaan di tepi Yordan dan mengenakan jubah penitensi, sambil mengucapkan doa penyesalan terhadap dosa kita yang dipikul-Nya dengan turun ke dalam air. Memang kesucian Allah harus turun ke tingkat manusia, agar manusia dapat dinyalakan dengan api. Api cinta kasih turun ke dalam air agar air menjadi sarana pembaptisan.
Dalam peristiwa Pembaptisan, kita melihat tiga tahap: pertobatan dan penitensi, pencerahan Roh, dan kesatuan dengan Allah. Allah Putra turun untuk mulai peziarahan pulang kepada Bapa.
Bagaimana tanggapan kita setelah merayakan Kelahiran Tuhan Yesus? Bagaimana sekarang kita merayakan pembaptisan kita dalam terang misteri Pembaptisan Yesus yang menjadikan kita anak-anak Bapa? Siapkah kita untuk ikut dalam peziarahan Putra, pulang kepada Bapa, masuk ke dalam Kerajaan yang dijanjikan-Nya dan yang kita dambakan?