PEKAN IV PRAPASKAH – SABTU
Tuhanlah perisai bagi orang yang berlindung kepada-Nya
Pembacaan dari khotbah ke-5 St. Bernardus tentang Mazmur 90
“Berjaga-jagalah dan berdoalah agar tidak jatuh ke dalam pencobaan.” Meskipun Tuhan sendiri dan bukan para murid-Nya yang akan menghadapi sengsara, tetapi Dia malahan menyemangati mereka untuk berdoa. Jadi kalau untuk menghadapi sengsara Tuhan, para murid diminta untuk berjaga-jaga, lebih lagi kita untuk menghadapi berbagai pencobaan. Jadi, berjaga-jagalah dan berdoalah, agar kamu tidak jatuh dalam godaan, karena godaan-godaan mengepung kita. Hidup kita begitu penuh dengan bahaya. Bahkan bisa dikatakan hidup adalah suatu cobaan terus-menerus. Karena itu kita membutuhkan ketahanan yang berjaga-jaga dan suatu doa yang tak henti-hentinya agar tidak jatuh. Itulah sebabnya dalam doa Bapa Kami dikatakan: “Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan.” Sabda-Nya yang setia akan melindungimu seperti perisai, karena Dia mengetahui bahwa kamu sedang dikepung oleh banyak musuh. Jelas bahwa perlindungan ini sifatnya rohani. Kebenaranlah yang akan membela kita karena Dia yang menjanjikan pertolongan pantas dipercayai. “Allah setia adanya, dan tidak mengijinkan bahwa kita dicobai melebihi kemampuan kita.”
Anugerah perlindungan Ilahi dapat dibandingkan dengan sebuah perisai, yang lebar dan tinggi agar dapat melindungi kepala dan bahu, dan yang lebih kecil di bagian bawah agar lebih ringan dan melindungi lutut. Demikian juga peranan Yesus bagi umat-Nya, untuk melindungi bagian yang paling mudah diserang dan paling lemah, yaitu kemiskinan material dan Dia ingin bahwa mereka tidak khawatir akan hal yang dapat binasa, melainkan supaya mereka tetap senang dengan memiliki makanan dan pakaian secukupnya. Untuk melindungi bagian yang lebih tinggi Kristus mencurahkan kelimpahan rahmat-Nya kepada roh mereka. Semuanya itu adalah karya dari reksa Bapa kita di surga yang Mahakasih, agar tidak seorangpun menjadi putus asa atau mengira bahwa tidak dilindungi Bapa. Kita membutuhkan Allah menjadi perisai karena godaan-godaan mengelilingi kita.
Tidak seorang pun yang dapat hidup di dunia ini tanpa serangan godaan. Bila suatu godaan selesai menyerang kita, satu lagi akan muncul. Karena itu, kita harus mematikan serangan itu dengan sikap berjaga-jaga sambil mohon agar dibebaskan dari godaan. Karena itu, kita harus bersyukur pada kebijaksanaan Penyelenggaraan Ilahi yang memperbolehkan kita kadang-kadang sibuk sekali untuk melawan godaan-godaan yang panjang agar suatu bahaya yang lebih besar tidak mengejutkan kita secara mendadak. Tetapi kadang-kadang kita dibebaskan dengan cepat agar kita dapat menghadapi pencobaan yang menurut rencana Allah lebih berguna bagi kemajuan kita.