PEKAN SUCI – SENIN
Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita
Pembacaan dari tulisan Santo William St. Thierry
Tidak mudah seorang mau mati untuk orang benar; tetapi mungkin untuk orang baik ada orang yang berani mati. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Apakah tidak ada jalan keluar dari dosa bagiku selain melalui kematian Kristus, Putra-Mu? Tidak ada. Sebab kasih yang besar harus digunakan untuk melawan kebencian yang besar, kasih Sang Putra melawan kebencian musuh; kasih bagimu, bahkan sampai merendahkan diri melawan dosa keegoisan di mana engkau mengasihi dirimu sendiri sampai menghina Allah. Melalui kenyataan-kenyataan ini dan sakramen-sakramen dari kenyataan-kenyataan ini, melalui misteri-misteri ini dan perasaan-perasaan yang muncul dari misteri-misteri itu, kasih yang membawa kita kepada Allah dan membuat kita melekat pada-Nya dimurnikan. Tanpa kasih yang dibersihkan dan dimurnikan seluruhnya, tidak ada jalan kembali kepada Allah, dan kita tidak bisa melekat pada-Nya.
Allah terus menerus mengingatkan hal ini di dalam hati dan nurani putra-putra rahmat, menunjukkan kasih-Nya kepada kita. Berkaitan dengan sakramen-sakramen lain dari keselamatan dan iman kita, Allah yang menjadi manusia telah lahir, menderita dan melakukan segala hal selama Ia ada di dunia dengan satu tujuan, yakni Ia hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kita dan dengan demikian Ia memancing kasih kita kepada-Nya, sebab kasih itu memberi tanggapan secara paling kuat terhadap kasih. Namun Ia ingin dikasihi oleh mereka yang Ia selamatkan, yang tidak dapat Ia selamatkan kecuali kalau mereka mengasihi-Nya, yakni mereka yang ukuran keselamatannya tergantung pada besarnya kasih mereka.
Itulah sebabnya Ia mati bagi orang-orang yang tidak saleh, lemah dan berdosa. Sang Rasul menyebut dengan teliti tiga golongan orang ini untuk menunjukkan semua golongan pendosa. Ia menyebut orang yang tidak menyembah Allah sebagai orang yang tidak saleh; orang yang jatuh melalui kelemahan atau ketidaktahuan sebagai orang lemah dan mereka yang jatuh ke dalam dosa bukan karena kelemahan atau ketidaktahuan tetapi karena kehendak jahat sebagai pendosa.
Namun Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita seperti yang dikatakan Rasul, “Allah bahkan tidak menyayangkan Putra-Nya sendiri, namun menyerahkan-Nya bagi kita semua.” Sang Putra juga mengasihi kita dan menyerahkan diri-Nya kepada kita. Semakin pahit kematian yang harus ditanggung demi penyelamatan, semakin manis kegembiraan yang memancar dari orang yang diselamatkan melalui hidup Dia yang bangkit dari mati. Kita dulu adalah musuh-musuh Allah dalam arti bahwa dosa itu bermusuhan terhadap keadilan, dan ketika dosa dihapus, permusuhan itu berakhir.