PEKAN BIASA XVII – JUMAT
Demi Tuhan hadapilah segala cobaan
Pembacaan dari Surat St. Ignasius dari Antiokhia kepada Polikarpus
Dari Ignasius yang nama lainnya Theophorus. Salam dari lubuk hatiku kepada Polikarpus, uskup Gereja Smirna atau lebih tepat, yang empunya Allah Bapa bersama Tuhan Yesus Kristus sebagai uskupnya.
Aku terkesan oleh budi baikmu, yang nampak bagaikan tertambat pada batu karang yang tak tergoncangkan. maka aku memuji dan bersyukur kepada Tuhan yang telah berkenan memperbolehkan aku memandang wajahmu yang suci. Semoga aku dapat selalu bergembira karenanya dalam Tuhan!
Tetapi kumohon padamu dan mendesak kamu untuk lebih bergegas, mempercepat langkah, sesuai dengan segala rahmat yang dilimpahkan kepadamu, dan memanggil seluruh umatmu menuju keselamatan. Tunjukkanlah bahwa kamu layak menempati kedudukan itu, dengan memelihara segala segi pelayananmu, baik jasmani maupun rohani. Indahkanlah khususnya kesatuan, sebab tidak ada yang lebih penting daripada itu.
Hendaklah kamu menjadi penopang bagi semua umat beriman, sebagaimana Tuhan menjadi penopangmu, dan tetaplah melayani semua dengan penuh cinta, seperti yang kamu lakukan sekarang. Sepanjang waktu hendaklah kamu berkanjang dalam doa, dan mohonlah kurnia kebijaksanaan yang lebih besar. Hendaklah kamu waspada dan berjaga-jaga di dalam roh. Baiklah kamu berelasi dengan umat secara pribadi, menurut cara Tuhan sendiri, dan pikullah semua kelemahan mereka di atas bahumu, sebagai wajibnya pahlawan Kristus. Semakin berat kerjamu, semakin besar pahalanya.
Tidak ada keistimewaannya bila kamu memberikan segala afeksimu bagi murid-muridmu yang paling baik. Cobalah untuk menertibkan mereka yang membuat kacau, dengan kelemahlembutan. Tidak ada orang yang dapat menyembuhkan segala luka dengan obat yang sama; bila ada rasa sakit yang akut, kita harus mengoleskan tapal yang lembut, yang membawa keringanan.
Maka dalam segala hal hendaklah kamu bijak seperti ular, meskipun selalu tidak berbahaya seperti merpati. Kamu diberi badan dan jiwa, itu maksudnya untuk membantu kamu menjadi berkenan kepada dunia lahiriah yang kelihatan ini; namun pada saat yang sama kamu harus berdoa mohon pengertian akan dunia yang tak kelihatan juga, sehingga kamu tidak berkekurangan suatu apa, dan seluruh harta Roh diberikan kepadamu.
Masa genting sekarang ini memerlukan kamu, seperti perahu memerlukan pengemudi, atau kapal yang diserang badai memerlukan pelabuhan. Maka kamu sendiri harus tertib, seperti seorang atlet Tuhan yang baik! Upahnya, kamu tahu: hidup yang tak dapat binasa dan kekal. Aku mempersembahkan diriku dengan belenggu, yang amat kamu sayangi ini, sebagai korban yang miskin bagimu.
Janganlah kamu menjadi marah karena orang-orang yang menyajikan ajaran-ajaran sesat dengan begitu menarik. Hendaklah kamu tetap berdiri teguh, bagaikan landasan di bawah hantaman palu. Tanda seorang pahlawan yang sejati itu: bertahan di bawah hukuman, dan masih keluar sebagai pemenang. Itulah kewajiban kita, terutama dalam perjuangan demi Tuhan, yaitu menerima segala macam cobaan, jika kita ingin diterima oleh Dia. Maka dari itu tingkatkanlah usahamu, dan gunakanlah setiap kesempatan; tetapi juga arahkanlah pandanganmu tetap kepada Dia, yang tidak memerlukan kesempatan, karena ia berada di luar segala waktu.
Dia tidak dapat ditangkap oleh indera tetapi menjadi nyata bagi kita!
Dia tidak dapat merasa duka derita, tetapi dibebani sengsara demi kita!
Dia rela untuk menanggung segala, demi keselamatan kita!
Perhatikanlah, agar para janda tidak dilupakan; setelah Tuhan, hendaklah kamu menjadi pelindung mereka. Jangan ada sesuatu dibuat tanpa sepengetahuanmu, dan janganlah kamu sendiri mengerjakan sesuatu, tanpa sepengetahuan Tuhan!- Aku yakin, kamu tidak pernah berbuat demikian. Hendaklah kamu mengambil sikap tegas. Rayakanlah ibadat lebih kerap, dan undanglah setiap orang dengan nama masing-masing.
Janganlah kamu bersikap tinggi hati terhadap para budak, baik laki-laki maupun perempuan. Sebaliknya, jangan biarkan mereka meninggikan diri. Mereka harus berusaha menjadi budak yang lebih baik, demi kemuliaan Allah; dengan demikian mereka akan mendapat ganjaran kebebasan yang lebih kaya dalam tangan-Nya. Jagalah jangan sampai mereka mengusahakan kebebasan dengan merugikan Gereja, sebab kalau demikian halnya, mereka hanya menjadi budak keinginan mereka sendiri.