Interioritas Monastik

Mengawali bulan kitab Suci Nasional pada bulan September, kami ingin menyajikan sumbangan pemikiran tentang hidup monastik pada evangelisasi baru.

St. Benediktus memandang seluruh dunia dalam satu pancaran cahaya yang lebih besar, yaitu cahaya Kristus.  Seluruh hidupnya menyiapkan dia untuk mempunyai visi tentang Gereja dan dunia yang dimungkinkan oleh hidup monastik.  Hidup monastik merupakan salah satu cara hidup yang memampukan orang Kristiani untuk berpikir benar dalam kebenaran Kristus dengan Kitab Suci sebagai sumber dasariahnya untuk sampai kepada kebijaksanaan rohani.  Berkat partisipasi kita dalam kebangkitan Kristus, dalam hati Yesus, kita dapat melihat misteri Tritunggal.  Dalam Kristus, hati kita menjadi lebih besar dari dunia, dapat memuat dunia.

Sumbangan monastik di tengah-tengah kekerasan dunia adalah mau belajar tetap tinggal dalam ketenangan yang berakar dan bersauh dalam Sabda Allah, berpaut kepada Sabda yang diwahyukan Allah dan yang mengkomunikasikan diri-Nya.  Dari Sabda itu mengalir kehidupan yang terus disampaikan setiap hari.  Karena itu setiap hari, rahib sebagai umat beriman, mencari kontak dengan Sabda yang diwartakan hari itu, merenungkannya dan membawanya dalam hati sebagai harta, dan menjadikannya sebagai akar dari setiap tindakannya serta menjadi kriteria pertama dari setiap pilihannya.  Ia membiarkan diri dibentuk oleh Sabda untuk melaksanakan kehendak Bapa.

Pertapaan sendiri adalah sabda evangelisasi.  Cara hidup yang berpusat pada Kristus, pada liturgi, doa, kontemplasi, kerja, dan komunio adalah suatu evangelisasi.  Pertapaan menarik bukan karena mewartakan Injil Kristus secara langsung, melainkan menghayati relasi-relasi baru dalam Kristus dan relasi dalam dimensi ilahi.  Hidup disiplin dalam doa dan meditasi yang berakar dalam hidup monastik bertujuan untuk masuk dalam kontemplasi Putra akan kasih Bapa-Nya dan kasih-Nya pada Bapa, untuk masuk semakin dalam ke dalam lubuk hati Tritunggal agar oleh rahmat, mereka dimampukan memulihkan kembali keserupaannya dengan Allah yang telah ditutupi oleh dosa, dan menghayati hidup keputraan ilahi di dalam Sang Putra.

Inilah panggilan dan sumbangan khas Monastik kepada Evangelisasi baru.

 

Untuk itu datanglah ke PERTAPAAN, “Sekolah Cinta Kasih”,  di mana Putra mengajar murid, Roh Kudus menghibur sahabat, Bapa meninggikan Putra.