PEKAN BIASA XXXI – JUMAT
Berdoa bagi orang mati adalah pemikiran saleh
Pembacaan dari amanat Santo Gregorius dari Nazianse
“Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya?” Apakah rahasia ajaib dan baru ini yang melingkupi keberadaanku? Aku kecil, sekaligus besar, rendah namun mulia, dapat mati dan tidak dapat mati, dari bumi dan sekaligus dari surga.
Keadaan yang pertama datang dari dunia fana, yang lain dari Allah; yang pertama dari lingkungan material, yang lain dari yang spiritual. Penting bahwa aku harus dikubur bersama Kristus, dan bangkit kembali bersama Dia, Putra Allah dan sungguh, bahkan Allah sendiri; bahwa aku menjadi sesama pewaris dengan Kristus, menjadi anak Allah, bahkan juga menjadi seperti Allah.
Inilah makna mendalam dari rahasia agung dan baru ini: Allah telah menjadi manusia untuk kita, Ia mengambil sepenuhnya kemanusiaan kita. Ia menjadi miskin untuk menyelamatkan dan memulihkan gambar asli kita hingga kita menjadi satu dengan Kristus. Ia telah memberikan diri seutuhnya kepada kita; seluruh keberadaan-Nya telah menjadi bagian kita secara sempurna. Dengan demikian kita membawa dalam diri kita gambar Allah; oleh-Nya dan untuk-Nya kita telah diciptakan.
Jadi, ciri-ciri khas kita adalah milik Allah, oleh karena itu hanya Dia yang dapat mengenali kita apa adanya. Dalam hal ini tiada lagi pria atau wanita, orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, yang semuanya adalah nama-nama buatan manusia dan merupakan tanda-tanda perbedaan menurut daging. Tidak, yang boleh kita bawa dalam diri kita hanyalah meterai keserupaan dengan Allah, sebab oleh Dia dan untuk Dia kita diciptakan. Kristus adalah semua dan ada di dalam segala sesuatu.
Dan semoga kita sungguh menjadi bangsa manusia yang kita harapkan karena belas kasih dan kuasa Tuhan Yang Mahamurah. Kepada mereka yang mencintai-Nya dengan tulus, Ia minta sedikit dan memberi banyak, di dunia ini dan di akhirat. Kepada kita juga, jika demi cinta dan harapan kita kepada-Nya, kita menanggung segala, menderita segala dan bersyukur kepada-Nya atas segala yang kita alami. Dalam terang Sabda Allah, akal budi memampukan kita untuk mengenali pencobaan-pencobaan itu sebagai senjata untuk memperoleh keselamatan. Sementara itu marilah kita menyerahkan kepada Tuhan jiwa kita sendiri, dan jiwa-jiwa mereka yang dalam perjalanan bersama sudah tiba lebih dulu ke tempat tujuannya.
Ya Allah, Tuhan dan Pencipta segala sesuatu dan khususnya umat manusia: Allah, Bapa dan Penguasa atas putra-putri-Mu, Engkaulah yang menentukan hidup dan mati, penjaga dan penderma bagi jiwa-jiwa kita, segala sesuatu dijadikan oleh-Mu dan segala sesuatu diubah dan diberi bentuk baru oleh sabda-Mu, apabila bagi mereka waktu sudah tiba menurut kebijaksanaan dan penyelenggaraan-Mu. Kumohon terimalah Caesarius saudara kami, yang telah mendahului kami menghadap-Mu. Terimalah kami juga pada waktu yang Kau anggap baik, saat hidup yang Kau berikan kepada kami sudah terpenuhi. Semoga kami siap karena takut akan Dikau, namun tidak gentar, hingga pada waktu kematian kami tidak mundur atau enggan berangkat, agar kami tidak ditarik dan diseret dari hidup ini bagaikan orang yang melekat pada dunia dan daging; tetapi agar kami siap pergi dengan rela dan sedia menuju hidup kebahagiaan kekal dalam Kristus Tuhan kami. Kepada-Nya kemuliaan untuk selamanya. Amin.