Penampakan Tuhan

Hari ini para Majus mencari Tuhan.  Mereka mencari untuk menyembah.  Mereka mencari yang lebih agung dari diri mereka dan ingin menundukkan diri kepada-Nya.  Tujuan perjalanan mereka yang panjang dan melelahkan adalah untuk menyembah.  Para Majus didorong oleh kebutuhan akan kebenaran dan mencarinya dengan hati dan pikiran yang terbuka kepada apa yang ADA- terbuka kepada Kebenaran.  Kebenaran yang mau disembah bukan kebenaran yang mau dimiliki.  Mereka meniarap di hadapan-Nya.  Para Majus mengakui bahwa mereka hanya punya satu kewajiban di hadapan-Nya yaitu menyembah.

Mereka membawa hadiah yang dibuka di hadapan Yesus.  Apakah yang bisa dibuat seorang bayi dengan hadiah emas, dupa, dan mur?  Para Majus menawarkan hadiah simbolik bukan barang fungsional.  Hadiah-hadiah mereka melambangkan tindakan manusia yang paling berharga dan berarti.  Dengan emas mereka mengakui Yesus sebagai Raja dan dengan demikian mereka membuka kemampuan manusia untuk beriman dan percaya.  Dengan dupa mereka menyembah Dia sebagai Allah dan membuka harta adorasi: kemampuan manusia untuk menyerahkan diri seluruhnya kepada Yesus sebagai Tuhan satu-satunya yang sejati.  Dengan mur mereka mewartakan sengsara dan kematian Yesus dan dengan demikian mereka membuka harta pewartaan Injil / evangelisasi, kemampuan manusia untuk berpartisipasi dalam karya keselamatan dengan mewartakan secara profetis kepada dunia, penebusan yang telah dibuat oleh Yesus Kristus.

Peniarapan mereka dalam keheningan yang tersembunyi sambil terus-menerus mempersembahkan harta-harta tersebut mengundang kita untuk masuk di kedalaman hati kita.  Maka kita harus belajar jalannya dari para Majus dan memutuskan bahwa masuk ke dalam hati dan menyembah Dia adalah satu-satunya yang berarti bagi kita-manusia.  Semua hal yang lain – khususnya kesombongan dan cinta diri harus ditinggalkan untuk menempuh jalan kerendahan hati.  Melalui jalan ini, kita masuk ke gua Betlehem.

 

Marilah kita bergegas masuk ke dalam hati kita untuk mampu menyembah dan tinggal secara tersembunyi pada hati Yesus yang adalah pusat dunia yang tersembunyi.  Marilah kita tinggal di situ dalam kekaguman, kegembiraan, dan penyerahan diri dalam kasih.  Semoga seluruh hidup kita setiap saat menjadi tindakan iman yang bersembah sujud kepada-Nya.