Simbol Pernikahan Surgawi

Dalam bacaan-bacaan Misa hari ini, khususnya bacaan Injil, pada hari-hari Gereja sedang merayakan Pekan Doa Kesatuan Umat Kristiani (PDS), kita menemukan banyak hal yang semuanya menunjukkan kasih Allah kepada manusia.  Waktu Yesus diundang ke pernikahan di Kana, Ia sebagai Tuhan dan Penyelamat kita tidak hanya berkenan datang, tetapi juga membuat mujizat untuk menggembirakan para tamu.  Kita melihat bagaimana kepedulian Maria dan Yesus yang tidak ingin tuan rumah malu di tengah pesta karena kehabisan anggur.

Dalam homilinya pada Pesta Pernikahan di Kana Galilea, Santo Beda Venerabilis mengatakan bahwa saat Yesus mengadakan mujizat pertama yaitu mengubah air menjadi anggur, Dia sedang mewahyukan diri sebagai Tuhan langit dan bumi, yang berkuasa untuk mengubah unsur-unsur alami menjadi sesuatu  yang di kehendaki-Nya.  Dialah Raja kemuliaan.  Di Kana Galilea, dalam pesta perjamuan nikah itu, Ia pun datang sebagaimana  layaknya para tamu lainnya.  Ini menunjuk pada kebenaran bahwa dalam kemanusiawian-Nya, Ia adalah Mempelai Pria Gereja Kudus-Nya.  Kebenaran kasih Yesus sebagai mempelai ini diperteguh dengan tindakan-Nya pada awal kebangkitan, saat Ia menampakkan diri kepada dua murid yang sedang dalam perjalanan ke Emaus, Ia membuka pikiran mereka sehingga mereka dapat menikmati pengetahuan surgawi yang memampukan mereka memahami Kitab Suci.  Kasih Yesus kepada Gereja dipenuhkan pada hari Pentakosta.  Berkat karunia Roh Kudus-Nya, keharuman kasih ilahi ini dicurahkan kepada para Rasul – Gereja – Mempelai yang dicintai-Nya dalam keabadian kasih.

 

Semoga hati kita terbuka untuk menerima terang rahmat agar mampu memahami kesatuan Kristus dengan Gereja – “Yerusalem Surgawi yang turun dari Surga” sebagaimana yang digambarkan dalam Kitab Wahyu.  Kesatuan kasih yang mewujud hingga hari ini di seluruh bagian dunia dalam Perjamuan Ekaristi.  Semoga kita semakin sadar akan anugerah agung ini agar sukacita kita menjadi penuh dan pada gilirannya sedia untuk berbagi sukacita kepada sesama dengan memelihara terang kebenaran ini melalui keutamaan-keutamaan hidup sebagai tanda kongkrit cinta bakti kita pada Sang Mempelai Pria.  Dan semoga kesatuan Gereja yang selalu dirindukan Sang Mempelai Pria dapat semakin terwujud.