Hari ke-45


Jumat Agung


 

Belas kasih dan kebijaksanaan Allah
yang tak dapat diperkirakan

Kita terikat pada Allah dalam kasih setia.  Kekuatan belas kasih-Nya telah memegang kita dan tidak akan membiarkan kita terlepas: itulah sebabnya kita menjadi bodoh.  Kita tidak dapat lagi mengasihi dengan bijaksana.  Karena kita telah mengosongkan diri dalam kebodohan ini yang Ia minta dari kita, kita dapat digerakkan oleh kebijaksanaan-Nya yang tak dapat diperkirakan, sehingga kita mengasihi orang yang kita kasihi dan menolong siapapun yang kita tolong, tidak bergantung dengan rencana kita sendiri melainkan menurut kehendak-Nya yang tersembunyi dan tidak mengenal ukuran.  Dalam kebodohan ini yang merupakan karya Roh Kudus, khususnya kita harus mengasihi mereka yang tak berdaya dan yang tidak mampu berbuat apapun untuk diri mereka sendiri.  Kita juga harus menerima kasih dari mereka, menyadari ketidakberdayaan kita dan ketidakmampuan kita untuk menghidupi diri kita sendiri.  Kasih setia-Nya telah menjadikan kita meskipun kita telah terbuang dan berdosa, kasih setia-Nya telah memperhitungkan kita dari antara orang-orang asing dan pendatang: kasih setia-Nya tidak hanya merampas kita dari akal budi kita, tetapi juga menurunkan kita bersama yang lain di hadapan Allah.  Sehingga kita tak memiliki perlindungan, keluarga, tak memiliki tempat dalam masyarakat dan peran kita tidak diakui.  Kita juga tidak tampak sebagai yang dicintai secara khusus, dan tidak dapat membanggakan diri dalam keutamaan.  Rupanya kasih setia-Nya telah merampas kita dari semua itu, sebab orang yang hidup hanya dari belas kasih Allah, tidak memiliki apapun untuk hidup selain belas kasih itu.  Plenitudo legis est charitates.  Belas kasih menggenapi seluruh hukum.


 

Misteri kasih dan belas kasih Allah

Digiring juga dua orang lain, dua penjahat, untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia… Salah seorang penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: “Bukankah Engkau Mesias?  Selamatkanlah diri-Mu dan kami!  Namun yang lain menegur dia “Tidakkah engkau takut kepada Allah, sebab engkau menerima hukuman yang sama?  Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”  Lalu ia berkata: “Yesus ingatlah aku apabila engkau masuk ke dalam kerajaan- Mu.”  Kata Yesus kepadanya: “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Hari ini juga Engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”

(Lukas 23:32, 39-43)


 

Doa

Aku dapat menghabiskan seluruh hidupku untuk merenungkan  kemurnian-Mu saat Engkau menerima kematian sebagai pemenuhan kreatifitas kasih Allah demi semua mahkluk.  Jalan-Mu menjanjikan surga bagi mereka yang menyerahkan segala untuk mengasihi dan berbelaskaasih kepada semua.  Bantulah aku mengikuti-Mu.  Anugerahilah aku kasih.


 

Jurnal Prapaskah

Yesus adalah orang Samaria yang baik: bagaimana Ia telah menyelamatkanmu dari lumpur?