Hari ke-52


Jumat dalam Oktaf Paskah


 

Keberanian untuk menjadi bebas

Hal yang paling penting yang menusuk kita ketika kita membaca surat-surat Paulus secara obyektif adalah bahwa hal yang paling dicemaskan oleh sebagian besar orang Kristiani yang saleh adalah sesuatu yang tidak penting.  Kita harus menghadapi kenyataan pesan yang menantang dari bab ini (Kol. 2:16-18, 20-23) yang terlalu berat bagi banyak orang Kristiani yang saleh.  Terlalu panas untuk dipegang.  Tetapi jika kita bangkit bersama Kristus, jika kita bukan “musuh salib Kristus”, dan juga jika kita percaya kemenangan Kristus yang mengatasi hukum, maka kita akan mengerti Sabda itu dan mempraktekkannya dalam hidup kita.


 

Kasihilah Allah dengan sungguh-sungguh

dan kemudian lakukanlah apa yang kamu kehendaki

Jangan biarkan orang menghakimi kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai Hari Raya, bulan baru ataupun hari sabat, semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang akan datang, sedangkan wujudnya adalah Kristus.  Jangan biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta mengagung-agungkan penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, sedangkan ia tidak berpegang teguh kepada kepala, dari mana seluruh tubuh yang ditopang dan diikat menjadi satu oleh sendi-sendi dan urat-urat, bertumbuh menurut pertumbuhan yang berasal dari Allah.

Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapa kamu menaklukkan dirimu pada berbagai peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia; jangan pegang ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini, semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia.  Walaupun tampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, peraturan-peraturan ini tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.

(Kolose 2:16-23)


 

Doa

Jadikanlah aku bebas untuk mencintai Tuhan Allahku dengan segenap hatiku, dengan segenap jiwaku dan segenap kekuatanku.  Jadikanlah aku bebas untuk mencintai sesamaku dengan segenap hatiku, segenap jiwaku, dan segenap kekuatanku.  Semoga aku merindukan kasih-Mu sama seperti Engkau merindukan diriku.


 

Jurnal Paskah

Bagaimana kamu secara pribadi mengerti bahwa karena kamu mencintai Allah, kamu dapat “melakukan apa yang kamu inginkan”?