MENGENANG PERJAMUAN TUHAN
Kamis Putih merupakan perayaan kenangan Perjamuan Malam Terakhir Yesus bersama para murid-Nya. Perjamuan ini bukanlah perjamuan keputusasaan, melainkan perjamuan yang penuh keakraban dan persaudaraan. Perjamuan yang penuh makna dan simbol penyerahan total hidup Tuhan Yesus, karena Tubuh dan Darah-Nya diberikan demi keselamatan murid-murid-Nya. Itulah Ekaristi Kudus, kenangan Kurban Salib Kristus.
Pemberian diri Kristus juga dilambangkan dengan Upacara Pembasuhan Kaki para murid. Bapa-bapa Gereja menyebut dua aspek yang ada dalam upacara ini: “Sacramentum” dan “Exemplum”. Aspek Sacramentum menunjuk pada misteri Kristus secara keseluruhan (dari kelahiran, sampai salib, dan kebangkitan-Nya) yang menjadi daya penyembuhan, pengudusan, dan transformasi bagi manusia. Manusia diciptakan secara baru untuk terbuka pada Allah dan berada dalam komunio dengan Allah. Aspek Exemplum adalah perluasan dari aspek Sacramentum, di mana Tuhan menjadikan pelayanan kepada saudara-saudara kita sebagai suatu anugerah. Yesus berkata, “Jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yoh 13:14-15). Dengan demikian Tuhan Yesus memberi kita teladan untuk saling membasuh kaki, untuk saling melayani dan saling mengampuni.

PEMINDAHAN SAKRAMEN MAHA KUDUS
Pada akhir liturgi Kamis Putih, kita mengikuti perjalanan Yesus ke Taman Getsemani dengan membawa Sakramen Mahakudus dari tabernakel Gereja menuju ke tempat lain. Tempat lain ini melambangkan kesunyian Getsemani serta kesendirian Yesus dalam menghadapi kesengsaraan kematian. Umat beriman berdoa di tempat lain di luar Gereja untuk mengikuti Yesus dalam saat-saat kesendirian-Nya, “Berjagalah bersama dengan Aku”.
