Menjadi Manusia Baru

Menjadi manusia baru adalah panggilan semua orang kristiani. Berawal dari pembaptisan saat kita menerima anugerah Roh –Roh Keputraan– melaluinya kita dijadikan anak-anak Allah –“Ciptaan baru”–. St. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia mengatakan: disunat atau tidak disunat itu tidak penting, yang penting adalah menjadi ciptaan baru dalam Kristus (Gal 6:5).

Bagaimana menjadi ciptaan baru? Dengan menjadi anak-anak Allah. Dan kita memang sudah menjadi anak-anak Allah berkat pembaptisan. Kita mengalami kelahiran dalam Roh, dengan demikian dapat hidup dalam Roh yang dianugerahkan ke dalam hidup kita. Roh inilah yang memampukan kita menghayati hidup baru.

Hidup baru yang bagaimana?

Dengan  bertobat, meninggalkan  kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik, misalnya biasanya acuh tak acuh terhadap sesama atau situasi sekitar, egois, sombong dan sebagainya, lalu kita mencoba melakukan yang berlawanan dengan kebiasaan-kebiasaan buruk diatas.

Dalam hidup sehari-hari mempraktekkan Sabda-Nya. Kasihilah seorang akan yang lain. Hendaklah kamu saling menanggung beban. Barang siapa ingin menjadi besar diantara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu dan barang siapa ingin menjadi yang terkemuka hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Dengan minta maaf dan memaafkan dan sebagainya.

Dalam Injil hari ini Yesus berkata: Bersukacitalah karena namamu terdaftar di Surga (Luk 10:29). Kita sungguh bersukacita jika kita dapat menghayati semua sabda Yesus, dengan demikian nama kita akan terdaftar di surga. Yesus juga berpesan untuk tidak mengutamakan sukses-sukses duniawi tetapi terlebih dahulu mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya akan ditambahkan kepada kita, artinya sukacita kita yang sejati terjadi karena nama kita sudah terdaftar di Surga.

 

Ya Tuhan bantulah kami dengan rahmat-Mu untuk tidak mengutamakan sukses duniawi namun memperhatikan dan mengikuti Sabda-Mu yang Kau gemakan dalam hati kami.